Masih terekam jelas kejadian mengerikan semalam, dimana kejadian yang selalu
aku hindari. Papa dan Mamaku bertengkar.
“katanya, ada meeting dengan
atasan nggak taunya malah keluyuran ke mall sama wanita lain” bentak mama
kepada papa semalam.
“hah......kamu ini mau ikut
campur saja, sudah sana aku tidak pedui lagi dengan keluarga ini, keluarga ini
membuatku muak” teriak papa tak kalah dahsyatnya. Namun tersirat sesuatu yang aneh
dari perkataan papa barusan.
Sontak pertengakaran semalam
membuatku hancur, terutama mama. Papa yang selama ini aku idolakan sebagai
sosok papa yang amat sempurna, penuh tanggung jawab kepada keluarganya, tega
menyakiti hati mama dengan memiliki wanita idaman lain. Bahkan yang lebih
menyakitkan lagi, papa kepergok berjalan dengan wanita lain tepat di hari ulang
tahun mama ke 30.
“Cobaan macam apa ini Tuhan”
teriakku dalam hati. Dan tiba-tiba
*Tok-Tok-Tok-Tok*
Suara pintu kamarku, lalu dari
luar dapat kudengar suara mama yang parau akibat kejadian semalam.
“Rere, kamu sudah bangun ??”
tanya mama.
“sudah kok ma, mama masuk aja
nggak Rere kunci kok”
Lalu mama masuk kedalam
kamarku, kulihat wajah mama sangat menyedihkan, tidak ada riasan make up di
wajah mama, mama terlihat kusut dan mata mama sembab akibat terus-menerus
menangis.Kupeluk erat mama. Berusaha aku memberikan semangat kepada mamaku ini.
“mama baik-baik saja ??”
tanyaku kahawatir.
“ehmm....iya sayang, ayo ikut
mama”
“kemana ma ??”
“hari ini kita makan diluar
saja ya sayang, mama lagi malas masak”
“ohh...baiklah ma, Rere ngerti
kok”
“Maaf yaa sayang, kalau
kejadian semalam membuat Rere takut. Rere masih punya mama kok”
“Mama nggak salah kok, biar
bagaimanapun juga Rere nggak akan ninggalin mama. Mama masih punya Rere”
“makasih yaa sayang”
Mama memelukku sangat erat,
kali ini kurasakan pelukan mama berbeda. Bukan pelukan penuh kasih sayang
seperti biasa, namun pelukan seseorang yang rapuh.
“ayo lekas mandi gihh....lalu
kita berangkat, mama sudah lapar sekali”
“Oke ma”
Setelah mandi dan bersiap-siap,
kami memutuskan untuk makan
di sebuah restoran capat saji. Sepanjang perjalanan aku tak henti-hentinya
memikirkan mama dan papa.Aku tidak berani bertanya mengenai papa hari itu. Aku
tidak ingin menghilangkan semangat mama. Dan sepanjang perjalanan itu tidak ada
yang berucap sepatah kata pun, hingga akhirnya kami pun tiba di sebuah resto
cepat saji.
“kamu mau makan apa
sayang ??”
“ehmm....Rere makan sphageti
saja ma, mama mau makan apa ??”
“Ehmmm.....mama ngikut kamu
saja sayang, minumnya ice lemon tea ya mbak” kata mama kepada pelayan resto.
“ohh..baik bu, kalau adik ini
minumnya apa ??” tanya pelayan tadi dengan ramah.
“ehm... orange juice aja ya
mbak”
“baik, tunggu sebentar ya”
Sembari menunggu makanan kami
datang, mama pun bercerita tentang sikap papa yang akhir-akhir ini berubah.
Akhir-akhir ini papa selalu pulang terlambat. Dan hampir tidak pernah ikut mkan
malam bersama dengan kami lagi, padahal ritual makan malam di keluarga kami hampir
tidak pernah ada yang melewatkannya, baik mama, papa, maupun aku. Mama juga
mencurigai gelagat papa yang seperti menyembunyikan sesuatu, sampai akhirnya
suatu malam mama memutuskan untuk menguntit kemana papa akan pergi. Hingga
akhirnya terjadilah malam pertengkaran yang mengerikan itu.
“ini pesanannya..selamat
menikmati” ucap seorang pelayan sembari mengantar makanan kami.
“terima kasih” ucapku dan mama
bersamaan.
Sembari menikmati makan, mama
melanjutkan ceritanya, hingga tiba-tiba terdengar suara yang cukup mengagetkan
dari jalan raya
*Bruuaakkkkk.....bruakkkk.....*
Samar-samar kulihat dari balik
kaca restoran, bahwa baru saja terjadi sebuah kecelakaan. Orang-orang di
sekitar pun berhamburan untuk memberi pertolongan. Aku dan mama pun ikut keluar
untuk melihat keadaan diluar. Dengan cepat orang-orang tersebut membentuk
sebuah kerumunan, aku pun menerobos kerumunan tersebut. Betapa terkejutnya saat
aku mengenali sesosok pria yang terluka dan penuh dengan darah dibagian
keningnya. Believe it or not, pria tersebut adalah papa. Aku pun menangis
sejadi-jadinya. Mama menacariku diantara kerumunan massa, dan mama tak kalah
terkejutnya denganku.
“pa...papa....papa...pa papa
bangun pa...ini Rere pa...ayoo pa bangun” teriakku sembari mengguncang tubuh
papa.
“kenapa bisa begini sihh pa ??”
ucap mama.
“pa...bangun......jangan
tinggalin Rere”
Perlahan papa pun membuka mata,
dan papa pun tersenyum kecil sambil menahan sakit, papa menghapus air mata
kami.
“Papa nggak papa kok, jangan
nangis yaa, Papa minta maaf ” ucap papa pelan.
Papa pun segera dilarikan
kerumah sakit terdekat. Semabri menunggu papa mendapat perawatan, aku dan mama
tak henti-hentinya berdoa demi kesembuhan papa. Bagaimanapun juga dia tetaplah
papa. Walau papa telah menyakiti hati kami, namun kami tidak bisa meninggalkan
papa seorang diri dalam keadaan seperti ini. Dan ketika dokter keluar dari
kamar papa......
“bagaimana keadaan suami saya
dok ?? apa dia baik-baik saja ??”
“maaf ibu, ibu harus bersabar
yaa...”
“saya belum bisa sabar kalau
suami saya belum sembuh dokter, apa yang terjadi dokter ??”
“maafkan kami bu, kami sudah
berusaha semampu kami, namun takdir berkata lain”
“ma...maksud dokter ??”
“suami ibu meninggal dunia.
Benturan dikepala akibat kecelakaan tadi menyebabkan pendarahan di kepala”
“nggakk........nggakk....nggak
mungkin dok, dokter pasti salah” teriak mama histeris.
“maafkan kami bu...kami sudah
berusaha”
“papa..nggak mungkin ma....papa
nggak mungkin ninggalin kita secepat itu” teriakku
“kalian harus sabar
yaa.....permisi” kata dokter.
Aku dan mama pun menangis
sejadi-jadinya. Kami pun masuk kamar papa, memeluk papa dan menangis.
“papa.....kenapa papa begitu
cepat ninggalin Rere pa......kenapa?? Tuhan nggak adil, kenapa Tuhan begitu
cepat memanggil papa ??ini ngak adil ma.....”
“sudah sayang......sudah......”
Ucap mama menenangkan. Mama berusaha tegar di depanku,walau sebenarnya hati
mama juga sama hancurnya denganku.
“kalau papa pergi, siapa yang
bakal bangunin Rere tiap pagi ?? siapa yang selalumarhin Rere kalau Rere nakal
, siapa yang selalu memeluk Rere saat Rere sedih, siapa yang bakal nggangguin
Rere kalau Rere lagi belajar masak ??? Ayoo bangun pa...bangun.....Siapa yang
selalu nungguin Rere di ruang tamu, saat Rere pulang malam?? Siapa ??? hanya
papa.....hanya papa yang selalu melakukan semuanya demi Rere”
Mama memelukku erat. Duniaku
serasa hancur, aku bahkan belum sempat membuat papa tersenyum bangga. Papa
selalu membuatku bangga karna memiliki papa yang hebat, papa yang luar biasa.
Tapi Rere ?? Rere belum sempat buat papa dan mama bahagia.
Hari itu juga papa
dimakamkan.......
Mataku terasa begitu panas,
karna tak berhenti menangis sedari tadi. Kulihat batu nisan bertuliskan nama
orang yang paling aku kagumi. Papa you are my Hero and always be my Hero. Saat
semua pelayat telah meninggalakan makam. Aku dan mama masih tinggal disana dan
tiba-tiba, seorang wanita cantik kira-kira berusia hampir sama dengan papa
menghampiri kami. Wanita itu tidak lain dan tidak bukan adalah wanita yang
waktu itu kepergok mama sedang berjalan dengan papa di mall. Mau apa dia kesini
??
“ehmm.....kamu pasti Sarah ya
?? dan kamu pasti Rere ??” ucap wanita itu.
“bagaimana kamu tahu kami ??
tunggu..tunggu...bukankah kamu wanita yang waktu itu di mall dengan suami saya
?? mau apa kamu kemari ??” hardik mama.
“ahh..perkenalkan nama saya
Siska, saya adalah teman lama Bram, suami ibu. Saya turut berbela sungkawa atas
meninggalnya Bram”
“tante jauh-jauh Cuma mau
ngucapin itu ?? tante benar-benar tega, berani-beraninya merebut papa, begitu
papa meninggal hanya ‘Turut berbela sungkawa’ saja yang dapat tante ucapkan ??
mending tante pergi dehh..biarkan kami menenangkan hati kami” jawabku ketus.
“Tu..tunggu dulu, kalian salah
paham, saya dengan Bram itu tidak ada hubungan apa-apa, waktu itu kami tanpa
sengaja bertemu. Bram menceritaka tentang keluarganya. Dan Bram juga berencana
memberi kejutan kepada istrinya untuk hari ulang tahunnya. Maka dari itu, Bram
mengajak saya untuk membeli kado untuk kamu Sarah. Kami tidak punya maksud
lain.” Jelas wanita tersebut
“be..be benarkah demikian ??”
“iyaa benar, saya memaklumi
bila kamu cemburu. Namun jujur saya tidak ada apa-apa dengan Bram, kami hanya
teman lama yang lama tidak berjumpa. Dan asal kalian tahu, sebelum kecelakaan
tersebut, Bram akan menyiapkan pesta kejutan untuk istri tercintanya, namun
naas dalam perjalanan ia mengalami kecelakaan hingga tewas.”
“pa..pa...papa menyiapkan pesta
??” tanyaku.
“tapi mengapa akhir-akhir ini
sikap dia berubah ??” tanya mama penasaran.
“hahaha......itu hanya
akal-akalan Bram saja, oya ini untuk kalian. Sekali lagi saya turut berduka
cita. Permisi” kata wanita itu lalu pergi.
Mama membuka sebuah kado
berpita dari wanita tersebut, dan ternyata sebuah kalung di dalamnya. Selain
itu ada sebuah surat di dalamnya. Kami membuka surat itu perlahan-lahan.
Dear, my beloved wife.....
Happy Birthday honey, semoga di
ulang tahun kamu yang ke-30 tahun ini, kamu sehat selalu diberi panjang umur.
Terima kasih karna telah
menyisakan sebagian hidupmu untuk mendampingiku. Terima kasih karna telah
membuat hidupku penuh arti dengan hadirnya malaikat kecil kita Rere yang kini
telah beranjak remaja. Terima kasih karna membuat hidupku berwarna. Aku tidak tahu
kata-kata apalagi yang mampu mewakili rasa terima kasihku padamu.Maaf aku hanya
bisa memberi ini padamu, aku tahu ini tidak seberapa dengan segala
pengorbananmu selama ini untuk selalu membuat hidupku bersemangat.
Sekali lagi Selamat Ulang Tahun
sayang....I love you with all my hearts
Your
Love,
Bram
Mama menutup surat tersebut,
dan airmatapun jatuh dipipi putih mama. Mama memelukku erat, lalu memegang batu
nisan papa
“I love you too Bram....” bisik
mama perlahan.
SEKIAN
0 komentar:
Posting Komentar