Subscribe:

Kamis, 14 Februari 2013

Papa......!!!!!


Masih terekam jelas kejadian mengerikan semalam, dimana kejadian yang selalu aku hindari. Papa dan Mamaku bertengkar.

“katanya, ada meeting dengan atasan nggak taunya malah keluyuran ke mall sama wanita lain” bentak mama kepada papa semalam.
“hah......kamu ini mau ikut campur saja, sudah sana aku tidak pedui lagi dengan keluarga ini, keluarga ini membuatku muak” teriak papa tak kalah dahsyatnya. Namun tersirat sesuatu yang aneh dari perkataan papa barusan.
Sontak pertengakaran semalam membuatku hancur, terutama mama. Papa yang selama ini aku idolakan sebagai sosok papa yang amat sempurna, penuh tanggung jawab kepada keluarganya, tega menyakiti hati mama dengan memiliki wanita idaman lain. Bahkan yang lebih menyakitkan lagi, papa kepergok berjalan dengan wanita lain tepat di hari ulang tahun mama ke 30.
“Cobaan macam apa ini Tuhan” teriakku dalam hati. Dan tiba-tiba
*Tok-Tok-Tok-Tok*
Suara pintu kamarku, lalu dari luar dapat kudengar suara mama yang parau akibat kejadian semalam.
“Rere, kamu sudah bangun ??” tanya mama.
“sudah kok ma, mama masuk aja nggak Rere kunci kok”
Lalu mama masuk kedalam kamarku, kulihat wajah mama sangat menyedihkan, tidak ada riasan make up di wajah mama, mama terlihat kusut dan mata mama sembab akibat terus-menerus menangis.Kupeluk erat mama. Berusaha aku memberikan semangat kepada mamaku ini.
“mama baik-baik saja ??” tanyaku kahawatir.
“ehmm....iya sayang, ayo ikut mama”
“kemana ma ??”
“hari ini kita makan diluar saja ya sayang, mama lagi malas masak”
“ohh...baiklah ma, Rere ngerti kok”
“Maaf yaa sayang, kalau kejadian semalam membuat Rere takut. Rere masih punya mama kok”
“Mama nggak salah kok, biar bagaimanapun juga Rere nggak akan ninggalin mama. Mama masih punya Rere”
“makasih yaa sayang”
Mama memelukku sangat erat, kali ini kurasakan pelukan mama berbeda. Bukan pelukan penuh kasih sayang seperti biasa, namun pelukan seseorang yang rapuh.
“ayo lekas mandi gihh....lalu kita berangkat, mama sudah lapar sekali”
“Oke ma”
Setelah mandi dan bersiap-siap, kami memutuskan untuk  makan di sebuah restoran capat saji. Sepanjang perjalanan aku tak henti-hentinya memikirkan mama dan papa.Aku tidak berani bertanya mengenai papa hari itu. Aku tidak ingin menghilangkan semangat mama. Dan sepanjang perjalanan itu tidak ada yang berucap sepatah kata pun, hingga akhirnya kami pun tiba di sebuah resto cepat saji. 
 “kamu mau makan apa sayang ??”
“ehmm....Rere makan sphageti saja ma, mama mau makan apa ??”
“Ehmmm.....mama ngikut kamu saja sayang, minumnya ice lemon tea ya mbak” kata mama kepada pelayan resto.
“ohh..baik bu, kalau adik ini minumnya apa ??” tanya pelayan tadi dengan ramah.
“ehm... orange juice aja ya mbak”
“baik, tunggu sebentar ya”
Sembari menunggu makanan kami datang, mama pun bercerita tentang sikap papa yang akhir-akhir ini berubah. Akhir-akhir ini papa selalu pulang terlambat. Dan hampir tidak pernah ikut mkan malam bersama dengan kami lagi, padahal ritual makan malam di keluarga kami hampir tidak pernah ada yang melewatkannya, baik mama, papa, maupun aku. Mama juga mencurigai gelagat papa yang seperti menyembunyikan sesuatu, sampai akhirnya suatu malam mama memutuskan untuk menguntit kemana papa akan pergi. Hingga akhirnya terjadilah malam pertengkaran yang mengerikan itu.
“ini pesanannya..selamat menikmati” ucap seorang pelayan sembari mengantar makanan kami.
“terima kasih” ucapku dan mama bersamaan.
Sembari menikmati makan, mama melanjutkan ceritanya, hingga tiba-tiba terdengar suara yang cukup mengagetkan dari jalan raya
*Bruuaakkkkk.....bruakkkk.....*
Samar-samar kulihat dari balik kaca restoran, bahwa baru saja terjadi sebuah kecelakaan. Orang-orang di sekitar pun berhamburan untuk memberi pertolongan. Aku dan mama pun ikut keluar untuk melihat keadaan diluar. Dengan cepat orang-orang tersebut membentuk sebuah kerumunan, aku pun menerobos kerumunan tersebut. Betapa terkejutnya saat aku mengenali sesosok pria yang terluka dan penuh dengan darah dibagian keningnya. Believe it or not, pria tersebut adalah papa. Aku pun menangis sejadi-jadinya. Mama menacariku diantara kerumunan massa, dan mama tak kalah terkejutnya denganku.
“pa...papa....papa...pa papa bangun pa...ini Rere pa...ayoo pa bangun” teriakku sembari mengguncang tubuh papa.
“kenapa bisa begini sihh pa ??” ucap mama.
“pa...bangun......jangan tinggalin Rere”
Perlahan papa pun membuka mata, dan papa pun tersenyum kecil sambil menahan sakit, papa menghapus air mata kami.
“Papa nggak papa kok, jangan nangis yaa, Papa minta maaf ” ucap papa pelan.
Papa pun segera dilarikan kerumah sakit terdekat. Semabri menunggu papa mendapat perawatan, aku dan mama tak henti-hentinya berdoa demi kesembuhan papa. Bagaimanapun juga dia tetaplah papa. Walau papa telah menyakiti hati kami, namun kami tidak bisa meninggalkan papa seorang diri dalam keadaan seperti ini. Dan ketika dokter keluar dari kamar papa......
“bagaimana keadaan suami saya dok ?? apa dia baik-baik saja ??”
“maaf ibu, ibu harus bersabar yaa...”
“saya belum bisa sabar kalau suami saya belum sembuh dokter, apa yang terjadi dokter ??”
“maafkan kami bu, kami sudah berusaha semampu kami, namun takdir berkata lain”
“ma...maksud dokter ??”
“suami ibu meninggal dunia. Benturan dikepala akibat kecelakaan tadi menyebabkan pendarahan di kepala”
“nggakk........nggakk....nggak mungkin dok, dokter pasti salah” teriak mama histeris.
“maafkan kami bu...kami sudah berusaha”
“papa..nggak mungkin ma....papa nggak mungkin ninggalin kita secepat itu” teriakku
“kalian harus sabar yaa.....permisi” kata dokter.
Aku dan mama pun menangis sejadi-jadinya. Kami pun masuk kamar papa, memeluk papa dan menangis.
“papa.....kenapa papa begitu cepat ninggalin Rere pa......kenapa?? Tuhan nggak adil, kenapa Tuhan begitu cepat memanggil papa ??ini ngak adil ma.....”
“sudah sayang......sudah......” Ucap mama menenangkan. Mama berusaha tegar di depanku,walau sebenarnya hati mama juga sama hancurnya denganku.
“kalau papa pergi, siapa yang bakal bangunin Rere tiap pagi ?? siapa yang selalumarhin Rere kalau Rere nakal , siapa yang selalu memeluk Rere saat Rere sedih, siapa yang bakal nggangguin Rere kalau Rere lagi belajar masak ??? Ayoo bangun pa...bangun.....Siapa yang selalu nungguin Rere di ruang tamu, saat Rere pulang malam?? Siapa ??? hanya papa.....hanya papa yang selalu melakukan semuanya demi Rere”
Mama memelukku erat. Duniaku serasa hancur, aku bahkan belum sempat membuat papa tersenyum bangga. Papa selalu membuatku bangga karna memiliki papa yang hebat, papa yang luar biasa. Tapi Rere ?? Rere belum sempat buat papa dan mama bahagia.
Hari itu juga papa dimakamkan.......
Mataku terasa begitu panas, karna tak berhenti menangis sedari tadi. Kulihat batu nisan bertuliskan nama orang yang paling aku kagumi. Papa you are my Hero and always be my Hero. Saat semua pelayat telah meninggalakan makam. Aku dan mama masih tinggal disana dan tiba-tiba, seorang wanita cantik kira-kira berusia hampir sama dengan papa menghampiri kami. Wanita itu tidak lain dan tidak bukan adalah wanita yang waktu itu kepergok mama sedang berjalan dengan papa di mall. Mau apa dia kesini ??
“ehmm.....kamu pasti Sarah ya ?? dan kamu pasti Rere ??” ucap wanita itu.
“bagaimana kamu tahu kami ?? tunggu..tunggu...bukankah kamu wanita yang waktu itu di mall dengan suami saya ?? mau apa kamu kemari ??” hardik mama.
“ahh..perkenalkan nama saya Siska, saya adalah teman lama Bram, suami ibu. Saya turut berbela sungkawa atas meninggalnya Bram”
“tante jauh-jauh Cuma mau ngucapin itu ?? tante benar-benar tega, berani-beraninya merebut papa, begitu papa meninggal hanya ‘Turut berbela sungkawa’ saja yang dapat tante ucapkan ?? mending tante pergi dehh..biarkan kami menenangkan hati kami” jawabku ketus.
“Tu..tunggu dulu, kalian salah paham, saya dengan Bram itu tidak ada hubungan apa-apa, waktu itu kami tanpa sengaja bertemu. Bram menceritaka tentang keluarganya. Dan Bram juga berencana memberi kejutan kepada istrinya untuk hari ulang tahunnya. Maka dari itu, Bram mengajak saya untuk membeli kado untuk kamu Sarah. Kami tidak punya maksud lain.” Jelas wanita tersebut
“be..be benarkah demikian ??”
“iyaa benar, saya memaklumi bila kamu cemburu. Namun jujur saya tidak ada apa-apa dengan Bram, kami hanya teman lama yang lama tidak berjumpa. Dan asal kalian tahu, sebelum kecelakaan tersebut, Bram akan menyiapkan pesta kejutan untuk istri tercintanya, namun naas dalam perjalanan ia mengalami kecelakaan hingga tewas.”
“pa..pa...papa menyiapkan pesta ??” tanyaku.
“tapi mengapa akhir-akhir ini sikap dia berubah ??” tanya mama penasaran.
“hahaha......itu hanya akal-akalan Bram saja, oya ini untuk kalian. Sekali lagi saya turut berduka cita. Permisi” kata wanita itu lalu pergi.
Mama membuka sebuah kado berpita dari wanita tersebut, dan ternyata sebuah kalung di dalamnya. Selain itu ada sebuah surat di dalamnya. Kami membuka surat itu perlahan-lahan.


Dear, my beloved wife.....
Happy Birthday honey, semoga di ulang tahun kamu yang ke-30 tahun ini, kamu sehat selalu diberi panjang umur.
Terima kasih karna telah menyisakan sebagian hidupmu untuk mendampingiku. Terima kasih karna telah membuat hidupku penuh arti dengan hadirnya malaikat kecil kita Rere yang kini telah beranjak remaja. Terima kasih karna membuat hidupku berwarna. Aku tidak tahu kata-kata apalagi yang mampu mewakili rasa terima kasihku padamu.Maaf aku hanya bisa memberi ini padamu, aku tahu ini tidak seberapa dengan segala pengorbananmu selama ini untuk selalu membuat hidupku bersemangat.
Sekali lagi Selamat Ulang Tahun sayang....I love you with all my hearts
Your Love,
Bram
Mama menutup surat tersebut, dan airmatapun jatuh dipipi putih mama. Mama memelukku erat, lalu memegang batu nisan papa
“I love you too Bram....” bisik mama perlahan.

SEKIAN


0 komentar: