Siang itu matahari amat terik,
hingga berhasil membuat tenggorokanku kering. Saat itu aku sedang antri untuk
mendaftakan diri untuk audisi penyiar radio Gema. Karna aku datang terlambat,
akupun harus rela mendapat giliran belakang. Karena terburu-buru aku pun
menabrak seseorang saat akan memasuki ruang tunggu audisi.
“ehma..ma..maaf, nggak sengaja....buru-buru soalnya” kataku
gelagapan.
“it’s okey, no problem. Lain kali hati-hati ya” jawabnya ramah.
Sekilas aku memandang wajahnya. Putih, bermata sipit, berhidung
mancung. Seperti ada keturunan tionghoa. Tanpa kusadari aku terpesoan pada
wajah tampannya.
“kok malah bengong sihh ??” tanyanya menyadarkannku dari lamunanku.
“ohh..ehh...hehehe..sorry....Oya mau ikut audisi penyiar radio
juga ya??” tanyaku ramah.
“gue ???nggak kok, gue Cuma ngantar teman gue yang ikut audisi”
“ohh..gitu...oya gue cabut dulu yaa. Bye”
“oke. Bye”
Malam Harinya di rumah Ochii
“jadi gimana tadi ra audisinya ??loe lolos nggak ??” tanya Ochii,
sahabatku.
“ehm...gue lolos kog chi, katannya minggu depan gue kudu ikut
training buat jadi penyiar”
“wah wah.....bakal ada traktiran nihh....”
“traktiran apaan ??”
“yee..Kira sayang, kan elo lolos jadi penyiar radio, jadi nggak
ada salahnya kan kalau elo ntraktir gue. Kan gue sahabat loe”
“iya iya....besok lusa gue traktir dehh”
“yess.....gitu donk. Makasih Kira honey”
*******
“ra, gue seneng banget kemarin......loe tau nggak kenapa ??”
curhat Ochii saat kami makan di suatu kafe.
“kenapa emang ??”
“ gue dikenalain sama kak Angga, temen pacar kakak gue , orangnya
cakep lhohh.hehehe”
“what ?? wahh....gue baru sadar chi kalau ternyata loe bisa jatuh
cinta juga sama makhluk bernama cowok”
“ihh...Kira apaan sihh...gue serius taukk”
“iya iya....gitu aja ngambek. By the way namanya siapa ??”
“Namanya kak Angga. Dia satu fakultas sama pacar kakak gue. Besok
dia mau main kerumah, loe datang ke rumah gue yaa besok jam 5 sore. Yayyaa ??
plisss” pinta Ochii.
“hah ??emang gue mau ngapain ?? ihh gue mah ogah kalau jadi obat
nyamuk loe sama si Angga”
“ihh...Kira....loe tega sihh sama gue, loe kan tau gue suka
bertindak aneh kalau gue lagi gugup. Apalagi ini gue berhadapan sama cowok yang
baru gue kenal. Di tambah gue suka sama dia. Loe tega yaa biarin gue malu di
depan Angga ??”
“hahha.....iya iya..gue kerumah loe dehh, oya by the way Kakak loe
di rumah kan ??”
“yap..kak Dewi di rumah kok”
Keesokan harinya
Tok-tok-tok. Suara pintu rumah Ochii.
“Kira...bisa tolong loe bukain pintu nggak ?? tangan gue masih
kotor nihh, mungkin itu Yongky sama Angga deh” perintah Kak Dewi.
“oke kak”
Dan saat membukakan pintu, betapa terkejutnya saat mendapati Kak
Yongky berdiri bersama seorang pemuda berketurunan tionghoa yang sudah tidak
asing lagi bagiku. Ya pemuda yang pernah aku tabrak saat audisi penyiar radio
beberapa hari yang lalu.Angga
“ehh.....kak Yongky. Masuk kak, kak Dewi lagi di dapur
tuhh”sambutlu ramah
“oh..oke....oya ra kenalin ini Angga teman gue, ngga ini Kira
sahabat Ochii” kata Kak Yongky memperkenalkan
“ohh..hay, jadi nama loe Kira yaa ?? unik nama loe” celoteh Angga.
“hehehe..iya....” jawabku salah tingkah.
“lhoh kalian udah kenal ??” tanya Kak Yongky keheranan.
“ehhmm..sebenarnya sihh kenal enggak kak, Cuma kita pernah ketemu
beberapa hari yang lalu saat Kira audisi penyiar radio. Dan nggak sengaja Kira
nabrak Angga” ceritaku.
“nahh..bener tuhh.....tapi kita nggak sempat kenalan, nggak
nyangka gua bakal ketemu loe disini”
“ehh kak Yongky dan kak Angga udah pada datang
nihh...masuk-masuk....” kata Ochii.
Kami berlima pun menikmati rujak buah yang tadi dibuat Kak Dewi.
Tanpa sengaja aku curi-curi pandang pada Angga, Kalau diperhatiin secara detail
bisa dikategorikan Angga ini cowok ‘must be wanted’. Tidak salah bila Ochii
suka pada Angga, begitu pula denganku.Entahlah aku tidak mengerti dengan apa
yang aku rasakan ini, semenjak bertemu dengan Angga saat audisi beberapa hari
yang lalu, bayang-bayang Angga slalu ada di pikiranku. Tak dapat kupungkiri
bila aku jatuh cinta pada pandangan pertama.Entahlah, biar waktu yang menjawab.
******
Kiraa honey J
Gue jadian sama kak Angga....gue seneng banget ra seneng banget
Gue nggak sabar pengen curhat ke elo nihh....kapan loe ada waktu ??
Aku membaca SMS dari Ochii saat sedang di studio radio. Memang
akhir-akhir ini aku jarang bertemu dengan Ochii, selain karna sibuk siaran
radio aku berusaha untuk tidak bertemu dengan Angga. Karna melihatnya bersama
dengan Ochii membuatku sakit hati, dan aku tidak ingin merusak kebahagiaan
Ochii. Aku pun membalas SMS Ochii begitu aku selesai siaran
Waahh...congrats yaa J
Gue ikut seneng kok, akhirnya loe jadian juga sama Angga.
Btwy jangan lupa PJ nihh...wkwkwk.
Suatu sore di kafe
“ehh.....hari ini gue ntraktir loe dehh ra” jelas Ochi sambil
tersenyum
“ciyuss nihh ?? wahh... bagi-bagi PJ nihh kayaknya”
“hahha.....apaan sihh loe ra”
“oya...gue ikut seneng akhirnya loe punya pacar juga chii”
“makasih ra, oya waktu itu pas gue sama kak Angga lagi dinner, gue
salting berat ra. Dan tiba-tiba aja terucap”
“Apanya ?? gue nggak paham dehh”
“yaa karna terbawa suasana, dan gue gugup tingkat dewa, tiba-tiba
aja gue bilang ‘Kak angga mau nggak jadi pacar Ochii ??”
Mendengar cerita Ochii barusan membuatku hampir tersedak.Berusaha
mencermati baik-baik cerita Ochii, berharap bahwa pendengaranku salah,namun apa
yang dikatakan Ochii memang benar adanya.
“what ??? ja..jadi loe yang nembak ?? gilakk loe chii, kirain
Angga yang nembak loe, nggak taunya”
“habis.....gue gugup ra, loe tau kan gue kalau gugup gue slalu
bertingkah aneh. Termasuk saat tiba-tiba aja gue nembak kak Angga”
“and what he say ??”
“yaa...dia nerima gue ra”
Sulit dipercaya, kini Ochii dan Angga telah resmi pacaran. Dan
sudah seharusnya kubuang rasa ini jauh-jauh, namun tetap saja nggak bisa.
Semakin aku berusaha ngelupain dia, semakin sering dia muncul di pikiranku.. Gue bahagia ngga ngelihat loe
jadian sama Ochii, gue disini akan nglupain loe. Tekadku dalam hati. Namun entah
mengapa, hati ini terasa tersayat-sayat, dan tanpa kusadari sebuah pikiran
terlintas dariku , otakku mengatakan bahwa aku harus memeperjuangkan perasaan
ini, karna aku yakin bahwa Angga juga punya perasaan yang sama. Terlihat egois
memang, namun aku juga tidak memungkiri rasa sakit yang ditimbulkan oleh mereka
berdua. Antara persahabatanku dengan Ochii dan keegoanku untuk memiliki
Angga.Dua hal inilah yang membuatku bimbang.
*******
“Kira kamu ada acara nggak ntar sore ??” tanya Ochii dari telepon.
“ehmm...enggak dehh kayaknya. Why ??”
“gue mau ngajak loe nonton, gimana loe mau nggak ?? mumpung ada
film bagus nihh”
“wahh boleh tuh..lama gue nggak nonton bareng loe”
“ehmm...tapi kali ini kita nggak cuma berdua ra, gue mau ngajak
kak Angga”
Ada sebersit rasa ketakutan, khawatir, senang, dag-dig-dug semua
campur jadi satu saat mendengar nama Angga. Aku bingung dengan apa yang sedang
kurasa.Haruskah aku bahagia ?? atau benci ??. Tanyaku dalam hati.
“What ??? kalau loe pergi sama Angga ngapain loe ngajak gue ?? gua
ogahh ahh jadi obat nyamuk loe”
“Kiraa sayang...pliss.....gue pengen keluar sama kak Angga, dan
gue bingung mesti ngapain saat keluar sama dia, jadi loe mau kan nemenin gue ??
gue janji dehh bakal ntraktir loe, gue nggak bakal jadiin loe sebagai obat
nyamuk kok”
“ohhh pliss Ochii......gimana kalian bisa kencan coba kalau gue
ngikut loe terus ??”
“Kiraa......gue emang suka sama kak Angga, dan gue nggak tau
apakah dia merasakan hal yang sama ke gue, yang jelas bisa bersama dengan dia
dan menghabiskan waktu bersama saja, bagi gue udah lebih dari cukup ra.
Terlebih kak Angga menerima gue apa adanya, dan dia juga tidak pernah
mempersoalkan proses kita jadian. Tapi......kenapa dia nggak pernah nembak gue
balik yaa ra ?? ”curhat Ochii. Aku pun hanya mendengarkan curhatan Ochii,
dengan tanda tanya ?? Benarkah Angga tidak pernah nembak balik Ochii ?? tapi
kenapa?? Atau mungkin....Aku sendiri menggantungkan pertanyaanku di dalam
angan-anganku.
“ehhmm...mungkin karna itu nggak begitu penting chii, mungkin aja bagi
dia yang penting kalian udah jadian.” Jawabku penuh ketidakpastian.
“So ?? loe mau nemenin gue kan ra ??” tanya Ochii sekali lagi.
“oke dehh gue temenin loe, tapi ini yang terakhir kalinya yaa, gue
nemennin loe kencan sama cowok”
“ye.......asyikk..makasihh yaa Kira sayang.....oya ntar gue jemput
loe jam 6 sore yaa, bye”
Tut....tut..tut....suara telepon di tutup.
*******
Memang benar kata Ochii, dia slalu bertingkah konyol saat dia
merasa gugup, maka dari itulah dia slalu mengajakku, termasuk nemenin dia
kencan sama Angga. Tapi masalahnya aku juga suka sama Angga, so melihat mereka
bersama itu sama saja berusaha menyalakan api cemburu di hati ini. Ehh gue cemburu ?? mungkinkah ini
??? Tidak tidak, gue harus lupain rasa gue dengan Angga. Angga untuk Ochii
bukan gue, dan gue nggak mau nyakitin perasaan ochii. Baru kali ini gue lihat
Ochii benar-benar suka sama cowok. Dan gue nggak mungkin merusak kebahagiaan
dia, namun melihatnya bersama Angga membuat hati ini ngilu.Aku nggak boleh egois
dengan Ochii, biar bagaimanapun juga dia sahabat terbaikku. Susah memang antara persahabatan dan
keegoan.
“ehhmm....kira, loe pulang biar di antar sama kak Angga aja yaa,
jadi ntar biar kak Angga ngantar gue lalu ngantar loe. Supaya nggak bolak-balik
gitu.” Ucap Ochii. Saat hendak menagntarku pulang seusai nonton
Aku hanya tersenyum tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Karna aku
bingung harus menjawab apa. Aku terlalu sibuk dengan pikiranku.
“Kira...loe denger gue kan ??” tanya Ochii sekali lagi setengah berteriak
karna aku tak juga merespon perintahnya.
“ii....ii..iya chi gue denger kok, terserah loe aja dehh untuk
urusan ngantar pulang, gue mah ngikut aja” jawabku akhirnya.
*******
“Loe udah lama yaa sahabatan sama Ochii ??” tanya Angga, mengawali
pembicaraan setelah mengantar Ochii pulang. Kini tinggal kami berdua. Ada rasa
senang menyelimuti hatiku, karna bisa berduaan dengan Angga, namun disisi lain
aku merasa tida enak hati dengan Ochii, karna tidak mungkin aku merebut Angga
darinya.
“ehmm....ya begitulah, Ochii teman gue sejak SMP hingga sekarang”
“oya ra, kenapa yaa sejak pertama ngelihat loe, gue pengen tau
semua tentang loe, gue rasa loe tu asikk buat dijadiin temen, atau mungkin
sahabat, atau pacar.hahahha”
“ihh...loe apaan sih ngga, Ochii juga baik lhoh, makanya loe
respon donk perasaan Ochii ke elo”
“ma..maksud loe ra ?? Gue kudu ngebales perasaan Ochii gitu ??”
“yapp....why not ?? bukannya itu alasan loe nerima dia jadi pacar
loe ??”
“Denger ya ra, gue nggak tau benar atau enggak perasaan Ochii ke
gue, gue nggak peduli dnegan itu semua ra. Karna yang gue mau itu loe, bukan
Ochii”
“maksud loe ngga ??”
“entahlah ra, gue juga bingung dengan apa yang gue rasa. Dan gue
rasa benar apa kata orang Love At First Sight itu memang nggak bisa dilupain,
dan gue ngrasa demikian saat gue sama loe. Sejak kita ketemu di studio, gue
ngrasa ada yang beda dari loe, dan gue tertarik buat ngenall loe lebih jauh”
Aku memutuskan untuk diam seribu bahasa, berusaha mencerna
penjelasan Angga barusan. Otakku terlalu penuh untuk mengartikan semua ini,
semua rasa yang ada. Hingga tiba di rumah, tak ada pembicaraan antara aku dan
Angga, hingga akhirnya saat aku hendak turun dari mobil dan mengucapkan
terimakasih. Angga menahanku.
“ra..tunggu, gue mau ngomong sama loe, ini tentang kita”
“what ??kita ?? memangnya kenapa dengan kita ??”
“Ra gue tau, elo juga ngrasain hal yang sama kayak yang gue
rasain. Gue....Gue suka sama loe, dan gue mau elo jadi pacar gue”
“angga..loe apa-apaan sihh ??? sorry gue mesti pergi”
“nggak ra, tunggu...gue serius sama omongan gue. Dan gue yakin
yakin 100% kalau loe ngrasain hal yang sama. Gue bisa tau dari cara loe
mengekspresikan diri. Dan gue berusaha nglupain rasa gue ke elo dengan berusaha
mencintai Ochii, namun nggak bisa ra, gue nggak bisa”
“tapi kalau elo suka sama gue, kenapa loe jadian sama Ochii ngga
?? kenapa ???” Tak terasa air mata yang sejak tadi ingin keluar akhirnya
berhasil lolos keluar dan membasahi pipi.
“gue....gue terpaksa ra...gue terpakasa”
“mak...maksud loe ngga ??jangan cobaa- coba loe mainin Ochii, dia
cewek baik yang nggak sepatutnya loe permainin ngga”
“i know Kira.....gue nerima Ochii, supaya gue bisa deket sama loe,
mengenal loe lebih dekat.Karna gue fikir hanya dengan cara itulah gue bisa
tetep deket sama loe ra”
“gue nggak nyangka ngga, loe manfaatin Ochii”
“Oke.....fine mungkin gue salah ra, tapi andaikan waktu itu gue
nolak Ochii, loe mau nerima gue jadi pacar loe ??hah ?? gue rasa loe nggak bisa
ra”
Aku tak menjawab pertanyaan Angga, karna yang semua Angga katakan
adalah benar. Loe bener ngga
.Belum tentu gue nerima loe andaikan loe nggak nerima ochii. Karna gue nggak
mau di cap Teman Makan Teman. Gue emang egois, gue egois karna gue biarkan rasa
ini mekar. Harusnya gue buang jauh-jauh rasa ini saat gue tahu kalau Ochii juga
sama loe. Ingin sekali aku
berucap demikian, namun bibir ini terlalu sulit untuk bercerita. Hanya air mata
yang mampu kukeluarkan sedari tadi. Tiba-tiba aku merasa seseorang memelukku. Angga.
“sorry ra, kalau gue bikin loe sedih dengan semua ini. Tapi gue
hanya berusaha mengatakan apa yang gue rasain selagi masih ada waktu. Gue nggak
mau nyesel ra” keta Angga lembut. “Dan, gue mau loe jujur sama gue, loe suka
kan sama gue ?? iya kan ra ??” tanyanya kemudian.
Iya ngga iya, loe bener. Gue suka sama loe.Akupun hanya bisa berkata
demikian dalam hati, tanpa berani mengatakan yang sebenarnya.
“Sekarang gini ra, gue Cuma minta loe jawab pertanyaan gue tentang
rasa loe ke gue ra. Lupain Ochii dan lupain persahabatan kalian. Gue tahu elo
nggak mau disebut Teman Makan Teman. Tapi gue minta loe jujur sama diri loe
sendiri, sama gue. Loe suka kan sama gue ??” Aku pun hanya bisa menganggukkan
kepala.
*******
Sejak kejadian malam itu, Ochii sering memintaku untuk menemaninya
kencan. Entah mengapa aku tak kuasa untuk menolak permintaannya. Namun aku
harus rela hatiku sakit karna menahan semua rasa cemburu. Sampai saat ini pun
aku masih egois terhadap Ochii, karna aku tidak rela bila Angga
bersamanya.Hingga akhirnya.....Ochii pun mengetahui semua tentangku dan Angga.
Walau sebenarnya tidak ada komitmen apapun antara aku dan Angga. Namun hal ini
membuat Ochii marah, terlebih padaku. Dan tidak mau bertemu denganku.
“gue masih nggak percaya ra, loe tega sama gue ra...tega
bener-bener tega” teriak Ochii, saat mengetahui keberadaanku bersama dengan
Angga di sebuah kafe.
“tu.tu..tunggu chii, ini nggak seperti yang elo liat, ini Cuma
salah paham chi.....Gue nggak ada hubungan apa-apa dengan Angga” belaku.
“Kira bener chii, ini semua salah gue....gue yang ngajak Kira
kesini. Tapi sumpah gue nggak ada maksud buat nyakitin elo. Gue bisa jelasin
ini semua chii, dengerin gue” jelas Angga.
“nggak..nggak ada yang perlu kalain jelasin. Apa yang gue lihat
tadi cukup untuk mejelaskan semuanya. Gue BENCI sama elo ra BENCI...... elo
JAHAT” teriak Ochii, kali ini diirngi dengan derai air mata.
“Ochii...sumpahh chi...bukann..yang elo liat Cuma salah paham.”
Kali ini air mataku mulai jatuh. “ochii....dengerin gue
duluu.....Ochii.......chii.......” Teriakku setengah putus asa. Kali ini aku
hanya bisa melihat punggung Ochii menjauh semakin menjauh. Angga pun berlari
untuk mengejar Ochii. Aku ingin sekali mengejar Ochii, memeluknya dan menjelaskan
semua ini, namun apalah daya ,aku pun hanya bisa menangis.
********
Sudah 2 minggu ini, Ochii tidak ber-‘say hello’ padaku. Setiap
bertemu dengannya, dia hanya membuang muka.Seolah aku ini kasat mata atau
mungkin tidak pernah ada. Aku pun tak dapat berbuat apa-apa. Demikian pula
dengan Angga. Sejak kejadian 2 minggu lalu kami tidak saling berkomunikasi.Apa
kabarnya ?? Aku merindukannya. Terakhir Angga hanya mengirim pesan bahwa ini
semua salahnya. Aku pun memintannya untuk menjuhiku sementara ini, namun tetap
saja hatiku tidak bisa menjauh darinya.
3 hari lagi Ochii akan berulang tahun.Namun sampai detik ini pun
belum ada kata maaf untukku dari Ochii. Aku tersiksa, amat sangat tersiksa
dengan semua ini. Aku tidak mau kehilangan seorang sahabat hanya demi seorang
cowok. Aku pun berniat untuk memberikan sebuah pesta kejutan untuk Ochii. Dalam
waktu kurang lebih 3 hari ini aku akan berusaha mengembalikan senyum Ochii dan
menadapatkan kata maaf darinya. Aku pun meminta bantuan Kak dewi, tidak mudah
memang meyakinkan kak Dewi yang notabene adalah kakak kandung Ochii, namun kak
Dewi akhirnya membantuku juga. Setelah segala persiapan selesai, sebuah pikiran
terlintas dariku, Angga. Aku pun berusaha menghubunginya,
berharap bahwa ia akan mengabulkan permintaanku.
“Ngga, loe bisa kan memenuhi permintaan gue, please ngga gue mohon
sama loe. Cuma loe yang bisa bantu gue”. Ucapku memohon.
“Tapi ra, gue juga nggak bakal tega ngelihat elo sedih. Elo
terlalu peduli dengan perasaan Ochii, tanpa elo peduliin perasaan elo sendiri”
“Gue tau ngga, tapi gue bakal lebih tersiksa lagi kalau gue harus
kehilangan sahabat terbaik gue. Gue nggak mau itu terjadi. Jadi please ngga elo
ikuti permainan gue yaa ??”
“Tapi ra......gue sayang sama elo ra......”
“Cukup ngga, gue nggak bisa terus-terusan begini. Gue capek ngga
capek.....” tanpa kusadari air mataku pun mulai menetes perlahan. “ ngga kalau
elo sayang sama gue. Please loe ikuti permainan gue kali ini..please ngga demi
gue......” ucapku memohon untuk kesekian kalinya.
“baiklah ra....gue ikutin permainan loe” Angga pun menyetujui
usulku, walau dengan berat hati. Begitu pula denganku. Namun inilah yang akan
kulakukan untuk sahabatku, Ochii
.
Saat Ulang Tahun Ochii......
Aku sengaja meminta Angga untuk membawa Ochii ke sebuah bukit, di
bukit inilah aku dan kak Dewi juga beberapa teman sekolahku akan bersiap-siap
memberikan kejutan untuk Ochii. Dan disini jugalah aku akan menjelaskan
semuanya, semua yang pernah terjadi antara aku, Ochii dan juga Angga.
“SURPRISE.......... Happy Birthday Ochii........” teriak kami
semua saat Ochii turun dari mobil Angga.
“wahh.......ka....kalian semua......terima kasih.........aku tidak
menyangka, makasih ya kak Dewi. Makasih juga buat semuanya”. Ucap Ochi sambil
meneteskan air mata karna terharu.
“iyaa...sayang sama-sama. Oya sekarang gimana kalau kita tiup
lilin ?? gimana ???? oke....Kira....mana kuenya ??” panggil kak Dewi. Akupun
segera bergabung dengan yang lain, tak lupa dengan membawa kue Ultah Ochii.
“ki....ki....kira ?? kok elo ????” kata Ochii kaget, saat melihat
kedatanganku.
“Ochii.......elo masih marah ya sama Kira ?? dia udah berkorban
banyak chii buat kamu, yang buat acara ini juga Kira, kakak hanya membantu
saja” jelas Kak Dewi.
“kak Dewi benar chii, nggak seharusnya elo marah sama Kira. Dia
ngrasa kehilangan banget chii” Angga ikut menimpali.
Suasana menadadak hening. Ochii masih tidak percaya dengan apa
yang barusan terjadi. Pesta kejutan ?? Kira ??. Aku pun memberanikan diri
mendekati Ochii dan berkata....
“Selamat Ulanag Tahun chii, gue harap pesta kecil-kecilan ini bisa
membuat loe maafin gue. Gue minta maaf ya soal kejadian 2 minggu yang lalu. Gue
nggak ada maksud buat nyakitin elo. Dan yang elo lihat kemarin itu murni salah
paham chii, gue nggak ada apa-apa dengan Angga” jelasku. Aku hampir putus asa,
kalau-kalau Ochii tidak mau memaafkanku, namun tiba-tiba...
“Kira bener chii, yang elo lihat kemarin Cuma salah paham. Waktu
itu Kira ngajak gue keluar, karna Kira mau membahas surprise elo ini. Dia minta
bantuan gue buat nyiapin pesta ini buat elo, demi elo. Dan tiba-tiba saja kamu
mengetahui keberadaan kami, dan terjadilah kesalahpahaman ini” jelas Angga
kemudian. Aku pun merasa sudah berhutang budi pada Angga. Dia sudah menepati
janjinya untuk mengikuti permainanku.
“jadi.....kalian ???” Ochii tidak emlanjutkan kata-katanya. Lalu
ia berlari memelukku. “mafin gue ra, maafin gue. Gue yang salah. Gue emang
bodoh. Gue nggak berfikir sisi positiifnya. Maafin gue ra.....”. Kami pun
saling berpelukan dan saling meminta maaf. “Gue juga minta maaf Chii” kataku.
“Kalian pantas untuk bersatu” kataku kemudian seraya menyatukan
tangan Ochii dengan Angga. “Loe harus janji ngga buat jaga Ochii, gue nggak mau
liat dia sedih, elo bisa kan ngga ??” tanyaku pada Angga.
“Gue janji ra...gue bakal tepati janji gue” jawab Angga.
Begitulah akhirnya, akupun harus rela melepaskan egoku. Aku tidak
boleh egois, biar bagaimanapun juga Ochii sahabatku. Aku tidak boleh egois,
untuk tetap menyimpan rasaku ini pada Angga. Mulai sekarang aku akan mengubur
dalam-dalam rasa ini. ‘Move on’ itulah yang sedang kulakukan kini. Angga pun
berjanji untuk belajar menyayangi Ochii, sebagaimana ia pernah menyayangiku
dulu.
SEKIAN
2 komentar:
Ciyee "Putih, bermata sipit, berhidung mancung. Seperti ada keturunan tionghoa." huahaha XD nice makk *acungin 2 jempol*
uhukkkk...enough :) it's just my imagination
Posting Komentar