Well....well....tak terasa sudah 1 tahun kita bersama dalam
sebuah kelompok, bahkan sudah menjadi seperti keluarga sendiri. Yap XI-IPS 3
sepertinya tidak akan pernah habis bila membahas kelas yang satu ini. Well gue
bakal nge-share beberapa cerita seputar XI-IPS 3 yang (bagiku/ bagi kami)
benar-benar “UNFORGETABLE Moments”. Let’s cekidot
1. Tragedi
Mading kelas Dan Peta
Ehmm....ini merupakan asal-muasal mengapa
mereka (kaum guru) terutama guru yang sudah senior memandang sebelah mata kelas
kami. Berawal dari rasa keprihatinan kami dengan keadaan ruangan kelas, yang
notabene kulit-kulit ruang kelas kami (baca : cat tembok kelas) sudah
mengelupas, maka sebagai penghuni kelas kami merasa perlu diadakan suatu
“perubahan”. Setelah berdiskusi dengan wali kelas dan guru kesiswaan, kami pun
merombak kelas kami dengan cara membuat Mading Kelas. Mading pun mulai
dikerjakan. Di sisi lain, guru Sarpras sekolah kami telah berganti. Dan beliau
ini tidak menyukai yang namanya hiasan-hiasan di dinding atau ruang kelas yang
kotor dan kumuh. Suatu ketika kelas kami pun mendapat tugas untuk membuat
sebuah Peta persebaran Penduduk Indonesia, kami pun mengerjakan tugas Peta
sembari menyelesaikan Mading kami yang
sudah 95% jadi. Dan hari buruk pun terjadi, si Guru Sarpras sedang berpatroli
untuk mengontrol seluruh keadaan sarana dan prasana sekolah, ketika tiba di kelas kami, beliau marahnya
bukan main. Beliau memarahi kami karena kami dianggap mengotori kelas dengan
membuat artikel-artikel yang ditempel di dinding (baca : Mading kelas). Bahkan
beliau pun mengancam untuk men-DO kami satu kelas bila kami tidak mau mencopot
Mading kami. Kejam ya ?? hahaha, namun itulah yang terjadi. Kami pun membuat perjanjian dengan beliau,
yang isinya “ kami akan mencopot semua ornamen-ornamen mading di kelas apabila
kelas kami akan di cat ulang”. Namun yang terjadi iyalah, beliau menyuruh anak
buahnya untuk mencopot semua ornamen Mading kami, menghancurkannya, dan
membuangnya seperti sampah. Termasuk Peta Tugas kami pun ikut terbuang. Kami
pun memberontak, namun apa daya. Posisi kami disini hanyalah seorang murid yang
harus tunduk pada aturan sekolah. Semenjak itulah kami seperti menaruh dendam
pada si guru Sarpras ini. Hahaha, lucunya lagi ketika kami mengadu kepada guru
BK, pihak BK pun tidak memberi kejelasan yang pasti tentang kasus ini. Langkah
terakhir yang kita lakukan tidak lain dan tidak bukan yaitu Berpasrah. Hahaha.
2. Tragedi
Kaca Pecah
Hahaha......ini bisa dikatakan murni
kesalahan kami. Untuk kedua kalinya kami harus berurusan lagi dengan si guru
Sarpras ini. Cerita ini bermula ketika kami sedang asyik menjaili salah satu
teman kami (nama merk disamarkan) hahaha. Karna si korban tidak tahan lagi
karna di bully habis-habisan sama teman-teman yang lain, ia pun berusaha
melompat jendela kelas untuk meloloskan diri, karena pintu kelas di
halang-halangi oleh para tersangka. So, pasti si korban terpaksa melompat
jendela untuk emloloskan diri, namun ketik berhasil keluar tanpa sengaja si
korban membanting jendela kelas, dan PPPPPYYYYYAAAAARRRRR..........!!!!!!!!!!!
Kaca kelas pun sudah hancur. Hahahahaha. Kami sadar bahwa ini akibat dari
perbuatan kami yang memang tidak seharusnya kami lakukan, sebagai siswa yang
bermoral kami pun bertanggung jawab dengan mengganti kaca jendela kelas yang
pecah. Hahahaha. Kami lebih memilih segera menggantinya sebelum berurusan lebih
panjang lagi dengan si guru Sarpras J. Kan bisa berabe. Hahahaha
3. Kepergian
Ilham
Well....masih ingat dengan pemilik absen 9
?? yap Exactly Ilham Akbar Putra Utama. (akhirnya) dia memutuskan untuk pindah
sekolah. Walaupun Ilham jarang banget bisa ngumpul-ngumpul bareng kita-kita,
namun kami sudah menganggapnya sebagai bagian dari anggota IPS 3. Dia juga yang
menyumbangkan ide emasnya untuk memberi julukan “Autist” di kelas. Autist ini
singkatan dari “Automatical Thinkers of Social Three” J. Kini ia pun mengejar
mimpinya untuk bisa mendapatkan kembali hidup yang ia inginkan selam ini, di
Surabaya. Ya itulah kota tujuannya. Walau kini Ilham sudah tidak satu sekolah
lagi dengan kita, tapi kita masih sering komunikasi melalui sosmed lhoh J
hahahaha.
4. Sensei
Wa Otanjoubi Desu
Yeyeyyee......ini adalah moment favorit kami.
Diantara semua kenakalan kami, ulah yang kami perbuat, tapi kami masih
mempunyai Hati yang Lembut dan Peduli. Wali kelas kami yakni ibu Sylvia, atau
Sylvia Sensei (akrabnya disapa SENSEI) sedang Ulang Tahun. Tepat tanggal 26
April usia beliau bertambah. Kami pun sepakat membuat surprise party
kecil-kecilan untuk wali kelas kesayangan kami ini tepat pada tanggal 30 April
yakni saat beliau akan mengajar kelas kami. Perayaan Ultah Sensei pun
berlangsung dengan penuh rasa haru, bahagia, dan pastinya Unforgetable.
Hahhaha. Sekali lagi Otanjoubi Omedetou Gozaimasu Sensei J .
We Love You forver and always J
hehehehe.
5. Tragedi
Bangku Tak Bertuan
Hohoho, ini merupakan kegilaan terakhir kita
di kelas XI ini, akhir masa kelas XI kita tutup dengan tragedi Bangku Tak
Bertuan ini. Cerita bermula ketika ada sebuah bangku taman yang tek bertuan
(sebenarnya sihh milik sekolah, hahahaha) yang tergeletak di antara kelas
XI-ips 2 dan ips 3. Kami menggunakan bangku tersebut secara bergantian.
Hahahaha. Suatu ketika muncul sebuah ideiseng
untuk mencoret bangku tersebut menggunakan pylox dengan tulisan “Autist
– s3”, alasan kami karena di bangku tersebut memang sudah banyak corat-coret
peninggalan kakak-kakak kelas kami terdahulu. Ketika kami hendak membubuhkan
sebuah coretan, guru piket pun tanpa sengaja melihat aksi kami. Kami pun kena
marah, kupikir permasalahan akan berkahir sampai disitu, ternyata eh ternyata
si guru piket ini memang doyan banget ngadu. Beliau ngadu kepada guru Sarpras
(lagi-lagi si guru Sarpras). Si guru Sarpras pun menyemburkan segala amarahnya
kepada kami, dan menghukum kami dengan cara menyuruh kami untuk membersihkan
bangku tersebut. Ketika dihukum, bukannya membersihkan tuhh bangku, kami pun
malah asik bernarsis-narsis ria di tengah lapangan sekolah (tempat kami
melakukan eksekusi hukuman). Nihh pictnya
Si Guru Sarpras pun marah mengetahui hal
tersebut, bukan maksud kami untuk memancing agar beliau terkena seranagn
jantung mendadak sihh. Hahaha. Ketika beliau memarahi kami, dengan entengnya
kami pun menjawab “ bangku ini akan kami cat ulang, semua biaya kami yang
menanggung. Kami malu punya bangku taman penuh dengan corat-coret begini, uang
sekolah pada lari kemana tuhh ?? ada bangku jelek bukannya di perbaharui, apa
gunanya Sarpras ???” Sontak si guru terkejut. Hahahaha. And you know, what
happens next ?? Si guru pun seketika diam. Beliau pun memilih mengungsi dari
hadapan kami dan mengawasi kami dari kantor. Kami pun melanjutkan aksi
foto-memfoto kami dengan asiknya (seperti tanpa beban) sembari menunggu kepala
suku kami kembali dari Toko Cat. Kami tidak epduli dengan tatapan penuh tanya
dari warga sekolah lain yang sedang berlalu lalang di sekitar lapangan sekolah.
Hahahaha. Kini bangku tak bertuan pun menjadi bagus kembali, dan lagi kini ia
sudah memiliki tua, yaitu XI-IPS3. Haahhaha.Oya masih nggak percaya kalau bangkunya udah
kami cat ?? nihh aku kasih pictnya saat proses pengecatan J
0 komentar:
Posting Komentar