Subscribe:

Minggu, 25 Agustus 2013

Buku Harian Selena

Selena, yeah itu namaku. 10 tahun yang lalu, aku mempunyai sebuah buku harian, buku harian yang bukan hanya sekedar buku harian biasa. Buku harian itu jugalah yang membuatku menemukan seorang sahabat, buku harian itu jugalah yang telah mengantarkanku untuk merasakan berbagai hal yang amat sangat luar biasa dalam hidup ini.
10 tahun yang lalu tepat saat usiaku masih 7 tahun, aku mempunyai teman sepermainan bernama Remy. Kami teman satu kelas semasa SD, rumah kami pun dekat hanya beda blog saja. Bila aku A, Remy blog B. Semasa kecil hampir seluruh waktu kami habiskan bersama, bermain sepeda, layangan, kejar-kejaran di taman perumahan, memancing ikan, dan permainan lainnya. Saat tepat seminggu sebelum Ulang tahunku ke 7 tahun, Remy memberiku sebuah buku harian terkunci yang mungil nan cantik, berhiaskan kupu-kupu mainan di sampul depannya. Remy tahu bila aku amat suka dengan makhluk bersayap yang satu ini, warna sayapnya yang indah membuatku terpesona. Remy berjanji akan memberikanku kunci buku harian tersebut tepat di hari ulang tahunku nanti, agar aku bisa membaca isi buku harian tersebut. Namun pahit yang harus kuterima, Remy menghilang.  Tepat saat hari ulang tahunku Remy tak kunjung datang, aku menunggunya hingga larut malam, berhari-hari berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan aku menantinya. Tahun pun telah berganti, namun sosok Remy yang jail, Remy yang selalu mengajakku bermain layang-layang di taman perumahan tak kunjung hadir, bahkan rumahnya sepi. Hanya tulisan “Rumah ini dijual” yang dapat kutemukan di pagar rumah Remy. Kenangan akan Remy dan buku harian kupu-kupunya menyisakan sebuah cerita tersendiri dalam hidupku yang tidak akan pernah bisa kuhapus dari memori otakku.
10 tahun kemudian.......
Kini aku sudah berseragam SMA. Umurku genap berusia 17 tahun, usia dimana orang-orang menganggap kita sudah dewasa. Namun bagiku, umur 17 tahun berarti tepat 10 tahun sudah aku menunggu kedatangan Remy, teman masa kecilku yang entah kemana dia sekarang. Dalam hati kecil ini masih berharap bahwa Remy akan datang dan memberikanku kunci tersebut.
“Selena....ayo berangkat sayang, sudah siang nihh, nanti kamu terlambat lho” teriak mama.
“Iya ma, bentar lagi. 5 menit lagi Selena turun ma” balasku dari kamar.
“Baiklah sayang.....mama hanya menginagtkanmu saja. Mama tidak ingin kamu memberikan kesan pertama yang buruk kepada sekolah barumu.” Nasihat mama
“Iya ma, Selena ngerti” jawabku. Hari ini merupakan hari pertamaku masuk sekolah East High School, sebuah sekolah internasional yang cukup elite di kota ini. Aku dan mama baru saja pindah dari kota kelahiranku, menuju kota baru ini. Kami pindah karena tuntutan profesi mama sebagai pengacara yang memang mengharuskannya untuk beromisili disini, di sisi lain aku sebagai anak tunggal dan satu-satunya yang dipunya mama, tentu aku harus mendukung apa yang dilakuakn mama, toh itu untuk masa depanku juga. Mama dan papa telah lama bercerai, ironis memang. Mama yang biasanya handal untuk menyelamatkan rumah tangga orang lain yang sudah di ujung tanduk, namun mama tidak berhasil menyelamatkan rumah tangganya sendiri. Rumah tangga mama harus berakhir di meja hijau persidangan. Namun tak apalah aku tidak perlu menyalahkan mama maupun papa, karena biar bagaimananpun mereka tetap menyayangiku.
East High School
Karna berangkat terburu-buru, aku pun setengah berlari menyusuri koridor sekolahku yang baru. Dan tanpa sengaja, Brukkkk !!!!!!!
“ hey punya mata nggak sihh ???” teriak seorang cowok yang baru saja kutabrak.
“uppss..sorry sorry, beneran sorry. Nggak sengaja” jawabku terbata-bata sambil meringis menahan sakit.
“Duhh..iya dehh aku maafin, lagian kamu ngapain sihh pagi-pagi udah lari-larian di koridor sekolah, kayak banci kena razia satpol pp aja”
“ehmmm..anu.....aku sedang menuju kantor TU, untuk mengambil seragamku, karna takut terlambat  jadi aku berlari”
“makanya kalau takut terlambat berangkat pagi dong.....”
“iii..ya maaf ya, ehmm.....” ucapku seraya emngulurkan tangan hendak minta maaf
“Juno. Panggil aja gue Juno, iya gue maafin elo. Elo ???” Juno menyambut uluran tanganku
“Selena” jawabku singkat
“Oke gue maafin elo Selena”
“makasih Juno, sekali lagi sorry gue nggak sengaja tadi”
********
Saat Istirahat
Istirahat kali ini, aku emmutuskan untuk pergi ke perpustakaan sekolah, karena aku harus mengejar materi pelajaran yang telah diajarkan. Sebagai siswa baru aku belum begitu hafal dengan lingkungan di sekolah baruku ini. Dan benar saja, aku merasa seperti tersesat di dalam perpustakaan terjebak diantara rak-rak buku yang menjulang tinggi. Karena terlalu banyak sekali buku yang kupinjam aku pun kesulitan melihat arah depan, sehingga...Brukkk !!!! buku-buku yang tebalnya seperti kamus pun terjatuh. Oh tidak, tanpa kusadari saat hendak membereskan buku-buku yang kujatuhkan tadi, datanglah seorang cowok yang tiba-tiba saja jongkok hendak membantuku mengemasi buku-buku yang sudah kujatuhkan.
“sini gue bantu....elo siswa baru ya ??” tanyanya dengan senyum manisnya. Jujur kuakui aku sempat terpesona dengan senyumnya, senyum yang amat menawan.
“ahh..ehmm...ii..iiya, aku pindahan. Dan sebagai siswa baru aku harus mengejar materi yang sudah diajarkan sebelumnya”
“ohh..pantas saja, buku yang kamu pinjam sebanyak itu, sini aku bantu bawa” ujarnya menawarkan bantuan.
“ohh..ehhmm makasih banyak, maaf”
“iya sama-sama, ehh kenalin gue Mickey nama loe siapa ??” tanyanya dengan senyum manisnya usai memperkenalkan diri, saat itu juga jantungku berdebar-debar.
“ehmm..gue Selena”
Ternyata Mickey orangnya konyol, dia punya selera humor yang baik, dan aku selalu tertawa mendengar setiap ceritanya. Entah mengapa aku sangat senang bisa kenal bahkan berteman baik dengannya.
Siang hari, di kantin sekolah
“Hey bro, nglamun aja loe. Mikirin Diana ya ??” ucap Juno seraya menepuk bahu Mickey yang sedang asyik melamun ke arah segerombolan cewek-cewek di kantin
“ahh...elu bro, ngagetin gue aja. Lagi asik-asiknya nglamun juga” jawab Mickey tak senang.
“ehh kalau kebanyakan nglamun ntar elo kesambet tauk, hayooo ???”
“Ihh apaan sihh luu......eh bro, di sekolah kita ada anak baru, namanya Selena ??”
“taukkkk....gue nggak peduli”
“yeee....elu tu ya . kapan sihh Juno elo tu nggak kudet”
“ntar kalau udah kiamat mick” jawab Juno sekenanya
“Ehh.....itu anak cantik banget ya,” tanya Mickey seraya menunjuk Selena.
“ahh ?? yang mana ?? itu cewek semua Mickey, yang elo bilang cantik yang mana ??”
“itu..yang itu...tu.....”
“oo itu......ah biasa”
“Ehh gila luu ya, orang cakep kayak gitu lu bilang biasa ??? emang bener-bener ya selera lu tu susah”
“lu naksir ?? buruan pacarin gihh !!!!”
“eitt...ya nggak asal main pacar aja kali bro, baru juga gue kenal sama dia,”
“Jadi loe udah kenalan sama dia ??”
“Exactly, dia orang yang ramah, gue suka”
“ahh...apalukata dehh mick, gue mau cabut ke kelas dulu” jawab Juno cuek.
*******
Keesokan harinya di East High School
Ketika pulang sekolah aku dan temanku bernama Lintang berencana menghabiskan waktu di perpustakaan sekolah. Karena ada tugas geografi  yang harus dikerjakan, dan aku membutuhkan berbagai sumber dari berbagai buku. Di perpustakaan sekolah tanpa sengaja aku bertemu dengan Juno, cowok cuek yang beberapa hari lalu tanpa sengaja kutabrak dikoridor sekolah. Ia memandangku acuh, aku benci tatapan itu, tatapan belagu khas kaum borju. Namun entah mengapa setiap bertemu dengan Juno jantungku selalu berdetak lebih kencang. Mungkinkah aku ?? tidak-tidak, aku tidak mungkin menyukainya, bahkan aku sangat membenci saat ia menatapku penuh keangkuhan. Dan kali ini Juno bersama dengan Mickey, cowok yang akhir-akhir ini akrab denganku.
“Hey...selena.....mau belajar kelompok ya ?? gabung sama gue aja, sini” panggil Mickey saat menyadari keberadaanku dengan Lintang.
“Hah ?? ohh......ii..yaaa” jawabku kaget. “ehh Lintang, ayo kita gabung dengan Mickey aja” ajakku kepada Lintang.
“ahh ?? elo kenal akrab sama Mickey ?? gila,” jawab Lintang. “apanya yang gila ?? orang kita Cuma temenan biasa, tempo hari gue nggak sengaja nabrak dia pas di perpus, dia bantuin gue ngrapiin buku-buku yang gue jatuhin” ceritaku panjang lebar kepada Lintang. Aneh Lintang seperti tidak percaya bila aku berteman, bahkan berteman akrab dengan Mickey.
“Lagi ngerjain tugas apa sel ??” tanya Mickey begitu aku tiba di mejanya. “ohh ini mick, tugas geografi, susah banget, bakalan berlama-lama di perpus lagi nihh, anyway elo sendirian aja nihh ??” tanyaku kepada Mickey.
Tiba-tiba muncul Juno dari balik rak buku, “ehh ternyata elo......”
“ehhmm..ii..iiyaa, lagi minjem buku juga ya ??” tanyaku berusaha santai, Lintang hanya diam, kuayakin dia tidak mau ikut campur, oleh sebab itu dia memlih menyibukkan diri dengan membolak-balik buku yang ia pinjam tadi.
“jadi kalian udah saling kenal ya ??”tanya Mickey, “iyalahhh....orang dia yang nabrak gue dikoridor tempo hari lalu” jawab Juno dengan nada kesalnya yang membuatku muak, namun aku berusaha menahannya. “Iya bener itu mick, maaf ya juno soal itu aku kan nggak sengaja” ucapku kemudian. “Iya” jawabnya singkat. Karena aku tidak nyaman dengan situasi seperti ini, aku pun memutuskan untuk segera pergi dari sana.
Setelah kepergiaan Selena...... “eluu kenapa sihh, kenapa sikap loe kepada Selena nggak bisa ramah dikit ??” tanya Mickey. Juno terkejut mendengar pertanyaan Mickey, ia pun bingung harus menjawab apa sebab ia sendiri tidak tau mengapa ia bisa berbuat demikian. “Gue juga nggak tau Mick, dari awal gue ketemu dengan Selena, bawaannya gue sebel aja sama dia, padahal dia nggak pernah berbuat salah ke gue selain menabrak gue di koridor sekolah, itupun dia juga udah minta maaf” jelas Juno.
“Aneh loe....” jawab Mickey tidak percaya. “Sorry mick, gue tau elo suka sama Selena, tapi gue ....jujur gue nggak suka dengan itu” jawab Juno tiba-tiba. “Maksud loe apa ?? elo juga suka dia hah ??” bentak Mickey. “Bukan mick, gue nggak suka aja elo deket-deket sama dia, elo kan sahabat gue sahabat terbaik gue, gue nggak mau elo kecewa karena dia” jawab Juno gelagapan. “Asal elo tau ya, Selena nggak pernah buat gue kecewa, justru elo yang udah buat gue kecewa sama sikap loe yang kayak anak kecil gini, udahh ahh gue mau cabut” jawab Mickey seraya meninggalkan Juno.
“gue juga nggak tau mick, kenapa gue begini. Yang jelas gue merasa bahwa Selena udah ngecewain gue, dan gue juga merasa seperti sudah lama mengenal Selena, namun gue nggak bisa mengingat peristiwa itu. Dan gue janji mick bakal cari tau penyebabnya” kata Juno dalam hati.
Siang hari di Rumah Juno
Karna tidak punya pekerjaan Juno pun berjalan-jalan di teras belakang rumahnya, entah sudah berapa lama ia tidak melakukan hal tersebut. Saat di teras belakang rumah, Juno pun masih memikirkan peristiwa siang tadi di sekolah, Mickey tiba-tiba benci dengan dirinya, bahkan sms dan bbm dari Juno tidak ada jawaban sama sekali.
“segitu marahnya mick elo sama gue ???” tanya Juno dalam hati di tengah lamunanya. Entah mengapa, Juno tiba –tiba melangkahkan kakinya menuju gudang tua di belakang rumahnya. Gudang tersebut sangatlah luas dan tertata rapi, Juno pun memungut beberapa foto lamanya, melihat-lihat isi gudang lain. Tiba-tiba pandangannya tertuju pada sebuah tumpukan kardus berwarna coklat bertuliskan Surabaya, 08 – 08 2003. Ia pun membuka kardus tersebut. Didalamnya terdapat beberapa album foto, mainan anak-anak, dan sebuah buku diary lama. Juno pun mmebuka album tersebut, betapa terkejutnya Juno melihat sesosok pemuda yang mirip sekali dengan papanya tengah merangkul seorang wanita yang menggendong seorang anak kecil. Di bawah foto tersebut bertuliskan, “ the little family. Sarah, Anto, Remy”. Juno mengira itu adalah foto papa dan mamanya, namun setelah diamati lebih dalam wanita tersebut bukanlah mamanya. Ia membolak-balik album tersebut, dan isinya seperti album keluarga pada umumnya, fotonya pun hampir sama yaitu papa Juno, seorang wanita dan seorang anak laki-laki. Kebahagiaan jelas sekali tergambar dalam album tersebut. Juno lalu mengambil sebuah diary tua, ia mulai membacanya halam demi halaman. Betapa terkejutnya Juno saat membaca sebuah tulisan di dalam diary tersebut.
Surabaya,1995 “ 06 januari 1995, lahirlah seorang jagoan cilik, selamat datang di dunia wahai arjuna kecilku Laurensius Remy Artedja. Ibu berharap kamu kelak menjadi seperti papamu Rama Artedja. Papamu seorang pria sempurna, bahkan lebih dari sempurna, namun sayang.......ia tidak selalu ada di sisimu sayang, tak setiap saat bisa bermain denganmu, karna kakek dan nenekmu sendirilah yang memisahkan ibu dan ayahmu. Namun semuanya telah terlanjur........Jadilah kuat anakku Remy, mama menyayangimu sayang”
Juno tidak percaya, ia segera mengambil album tua beserta diary tua tersebut, bermaksud untuk menanyakan hal yang sebenarnya kepada papanya. Juno yakin bahwa papanya mempunyai selingkuhan bahkan mempunyai seorang anak laki-laki seusia dengannya bernama Remy.
******
Sore harinya, (masih)  di rumah Juno
“Juno, tumben kamu ke ruangan papa, ada apa Juno ??” tanya papa Juno saat hendak masuk ruangan kerjanya mendapati Juno tengah duduk di kursi kerjanya.
“Ohh selamat sore papaku sayang, Juno kesini ingin mendengar semuanya secara langsung dari papa” sahut Juno dengan tegas. “maksud kamu apa Juno ?? papa tidak emngerti, kamu tidak sedang menggigau kan ??” tanya papa. “Tidak pa, Juno sehat dan Sadar dengan apa yang Juno ucapkan barusan. Juno hanya ingin papa menceritakan tentang ini” jawab Juno seraya memberikan album tua dan diary tua kepada papanya.
“da......da..darimana Juno kamu dapat ini ??” tanya papa Juno setengah gelagapan tidak percaya bahwa dua benda tua itu sekarang berada di depannya. “di gudang pa, sekarang papa yang akan cerita atau Juno yang akan emnceritakan apa yang Juno temukan itu kepada mama” ancam Juno. “papa tidak suka sikapmu yang seperti mengahkimi papa ini Juno, papa minta kamu kembalikan dua benda ini ke tempatnya dan lupakan semuanya. Semua ini tidak pernah terjadi Juno. Ingat itu” bentak papa. “Ohhh jadi selama ini, Juno salah menilai papa, ternyata papa seorang bajingan, papa yang selama ini Juno kagumi, ternyata hanyalah seorang bajingan busuk yang tak layak untuk disegani” teriak Juno tak kalah hebatnya.
“Junoooo....tutup mulutmu, papa tidak suka caramu bertanya” sela papa. “Cukup pa, Juno akan membongkar semua rahasia papa, papa benar tega dengan mama. Papa mengkhianati cinta mama, cinta yang ebgitu tulus. Mama begitu tulus mencintai mama, namun apa balasan papa ?? apa ?? papa justru selingkuh dengan wanita lain bernama Sarah bahkan papa punya seorang anak laki-laki bernama Remy yang seusia dengan Juno. Apa namanya itu bila bukan bajingan pa ???” teriak Juno seraya mengepal kedua tangannya hendak menarik krah papanya.
“ii..iiituuu......” jawab papa terbata-bata. “ituu apa pa ?? itu selingkuhan papa kan ?? sekarang Juno tanya pa, dimana mereka sekarang pa dimana ????” bentak Juno kemudian. “ Sarah.....di dia telah meninggal 10 tahun yang lalu karna serangan jantung, dan Remy.....Remy......sekarang” papa tidak melanjutkan, hanya suara parau yang terdengar. Juno pun terkejut mendengar penjelasan papanya, “Ja..jadi ??? Sarah telah meninggal dunia ??? lalu, bagaimana dengan Remy pa ?? dimana dia sekarang ????” tanya Juno lagi, kali ini dengan suara yang sedikit melunak.
“dia...dia sekarang ada di depan papa, membentak papa” jawab papa. “Maksud.....maaakksuddd papa ????” tanya Juno bingung. “ Iya Laurensius Remy Artedja itu kini telah menjelma menjadi Fransiskus Juno Wirjadinata. 11 tahun lalu tepat saat usiamu 10 tahun, Remy kecil hendak pergi berlibur bersama Sarah mamanya, namun naas. Penyakit jantung Sarah kambuh, hingga mengakibatkan kecelakaan. Sarah meninggal sehari setelah peristiwa tersebut, tapi Remy ?? Remy mengalami luka ringan dan hilang ingatan akibat benturan benda keras saat kecelakaan. Cinta papa dan Sarah, memang terlarang. Kakek dan nenekmu tidak menyetujui hubungan kami, namun hubungan kami telah melewati batas, hingga Sarah hamil. Di saat yang sama kakek meminta papa untuk menikah dengan Lisa, yang kini menjadi ibumu. Di samping pernikahan papa dengan mamamu Lisa, papa sering sekali mengunjungimu ke Surabaya. Namun peristiwa tersebut terjadi begitu saja. Papa terpaksa mengubah identitasmu Juno, papa terpaksa. Papa melakukan itu atas permintaan kakekmu dan tentu saja papa menghargai Lisa yang telah emnjadi istri sah papa. Lisa adalah wanita baik, ia mau menerimamu disini, walaupun kamu bukan anak kandungnya, terlebih kamu adalah hasil cinta terlarang papa dengan Sarah. Dalam masa penyembuhanmu, papa menutup rapat-rapat cerita masa lalumu saat menjadi Remy. Hingga sampai saat ini yang kau kenali hanyalah Juno bukanlagi Remy” jelas papanya panjang lebar.
Juno tidak mampu berucap lagi, kini ia mengetahui mengapa ia tidak mampu mengingat masa lalunya dengan baik. Termasuk ia merasakan sebuah potongan akan masa lalunya yang hilang.
“maafkan papa Juno, kini sudah saatnya kamu mengetahui semuanya. Papa tau ini semua salah papa” ucap papa pelan seraya menepuk bahu Juno. “tidak pa, Juno yang minta maaf, Juno kasar dengan papa tadi, maafin Juno pa” jawab Juno seraya memeluk papanya.
Malam Harinya di Kamar Juno
Itulah mengapa tulisan di diary tersebut berhenti tanpa sebab seperti emninggalkan suatu tanda tanya. Tiba – tiba ia teringat akan Selena, sediki- demi sedikit Juno dapat menjawab semua pertanyaan hatinya selama ini, Tentang Selena, merupakan kisah cinta masa kanak-kanaknya saat ia tinggal bersama mamanya Sarah di Surabaya. Itulah mengapa setiap bertemu Selena hati Juno tidak karuan antara benci, namun ingin mengenalnya lebih. Dan Juno berjanji ia akan membuat Mickey jadian dengan Selena, karna ia tau Mickey adalah orang yang tepat untuk Selena.
Keesokan harinya di sekolah
“bro, gue minta maaf soal kejadian kemarin, gue yang salah, gue tau nggak harusnya gue bersikap begitu kasar kepada Selena” jelas Juno saat bertemu Mickey. “Iya bro, gue maafin kok, gue nggak enak kalau marahan sama elo, jadi kalau emang elo juga suka sama Selena, gue punya rencana buat nyomblangin elo dengan dia. Tenang aja.” Jawab Mickey. “ Hey......gue nggak suka dengan Selena, lebih tepatnya gue nggak punya rasa apa-apa dengan Selena” jawab Juno. “ Udah lahh...kagak usah munafik gitu bro, gue tau kok...oya kemarin kemana aja loe ?? malem-malem gue sms nggak ada balasan” tanya Mickey. “ohh itu..ehmm..gue.....” Juno pun menceritakan masa lalunya kepada Mickey, termasuk siapa dirinya dan mengapa ia bersikap kasar dengan Selena.
******
Seminggu kemudian......
“Jadi ntar malam jadi kan bro ???” tanya Juno. “Jadi dong bro....masa mau ditunda lagi, burua action aja lahh” jawab Mickey.
Malam Harinya, “ehmmm.....kenapa leo ngajak gue kesini Juno ?? nggak biasanya” tanya Selena kepada Juno saat mereka tiba di sebuah cafe. “ehmm..ya gue pengen aja eknal elo lebih dekat sel, sekalian gue juga mau minta maaf atas sikap gue selama ini yang kasar bahkan ngeselin mungkin” jelas Juno. Selena tidak percaya Juno bisa bersikap begitu manis sekarang, dan entah mengapa saat Juno menanyakan perihal buku harian kupu-kupu yang dibawanya, Selena tidak segan untuk menceritakannya. “Jadi ??? andaikan elo diberi kesempatan untuk bertemu dengan Remy, elo mau ngomong apa Sel ?? tanya Juno saat Selena mengakhiri ceritanya. “ehmm..gue sihh Cuma pengen dia untuk jadi kakak gue, gue juga pengen kayak dulu, main layang-layang bareng, bersepeda, dan bercerita apapun dengannya” jawab Selena seraya memandangi buku hariannya, “ehmm..gue boleh nggak jadi sosok Remy buat elo ?? lagian gue pengen punya adek cewek, kan gue Cuma punya adek cowok dirumah.hahaha” tanya Juno sekenanya. “hah ?? apa ?? hahaha ngaco ahh...tapi..ehmm..boleh kok, asal elo nggak kasar lagi sama gue” jawab Selena. “siap kapten. Hahaha. Oya sel, sebenarnya gue kesini mau bilang ke elo, kalau Mickey pengen ngasih ini ke elo” kata Juno, “apa ini ?? kenapa nggak dikasih ke gue langsung ???” tanya Selena.  “Mana gue tau, tadi katanya elo udah pulang duluan, ya udah dia nitipin itu ke gue,kan dia tau kalau malam ini kita bakal jalan” jelas Juno. Selena pun hanya ber-OHH tanpa menyimpan rasa curiga, dibukanya surat dari Mickey “Aku tunggu besok jam 8 malam di tempat loe nongkrong dengan Juno, salam Mickey”
******
“hey udah nunggu lama ya mick ?? sorry ya tadi gue nunggu taxi lama banget” jelas Selena setibanya di cafe. “ohh nggakpapa kok sel, nyantai aja. Oya mau pesen apa kamu ???” tanya Mickey kemudian.
“ehmm..gue pesen brownies tiramisu aja dehh” jawab Selena. “ohh oke....brownie tiramisu satu brownies blueberrynya 1 ya mbak” kata Mickey kepada palayan cafe.
Sembari menanti pesanan mereka berdua berbagi cerita, jujur “Mickey cakep banget malam ini” ucap Selena dalam hati. Tanpa terasa jantungnya mulai berdegup kencang. Untungnya pesana mereka segera datang, sehingga Selena bisa mengendalikan detak jantungnya yang sudah tak karu-karuan. Betapa terkejutnya saat ia membuka penutup kue browniesnya. Diatas kue brownies tiramisunya terdapat sebuah tulisan “boyfriend ????” Selena pun mengerutkan keningnya. “Maksudnya mick ???”. “Aduhh Selena....elo bisa baca kan ??? hahaha...itu kue sengaja gue pesen khusu buat elo, dan tulisan itu......lanjutan dari tulisan di atas kue gue” jelas Mickey sedikit gugup namun ia berusaha stay cool. Di kue Mickey bertuliskan “may I be your”.
“Jadi ?????? kalau digabung........May I be Your Boyfriend ?? Oh My GOD Mickey......” Selena tidak melanjutkan kata-katanya, hanya pipi mulusnya yang berubah warna menjadi kemerahan. “hay Sel, kok elo diem sihh......jadi gimana ???” tanya Mickey sekali lagi. Selena tidak menjawab pertanyaan Mickey, ia malah meminta cream kue kepada seorang pelayan, dan menuliskan sebuah kata “yes you are” seraya menatap Mickey.
Mickey pun tersenyum senang, menatap mesra mata indah Selena. Tak lama kemudian muncul sosok Juno dari belakang sambil bertepuk tangan “Ayee..rencana gue berhasil” ucapnya seraya tertawa puas, karena Mickey telah berhasil memenangkan hati Selena. “Ja..jadii ?? ini semua......” tanay Selena bingung. “Ini semua rencana Juno Sel, sebenarnya rencana gue, Cuma mau ngajak loe candlle light dinner biasa, tapi Juno menyusun semua ini” jelas Mickey. “astagaaaa......gue seneng banget..gue bingung mau bilang apa.....” jawab Selena. “elo ngak perlu bilang apa, cukup bilang Yes You Are buat Mickey udah cukup kok” celutuk Juno.
Malam itu merupakan malam terindah abgi Selena, walau ia tidak lagi bersedih karena tidak dapat menemui sosok Remy, namun ia merasa Juno adalah orang yang tepat untuk emnggantikan posisi Remy, dan Mickey yang kini telah menjadi pujaan hatinya. Ia tidak menyangka akan mendapat surprise demikian. Dan Juno, mungkin ia pernah kehilangan kepingan masa lalunya yang tidak mampu ia ingat, namun kini perlahan lahan ia mulai bisa menemukan jawaban dari teka-teki kehidupan masa lalunya.


SEKIAN

9 komentar:

Ananias Liani Putri mengatakan...

kurang nendang mak :3

Ananias Ayunda Primastuti mengatakan...

iyakahh ??? hehehe..ide.ku hbs mak :) yaa next time dehhh buat yg lebih kecee lagi :) makasihh comentnya :D ({})

Ananias Liani Putri mengatakan...

yang tadi itu ditunggu banget loh :D buat yg lebih nnuendang lagi deh pkonya sekalian aku jg mau belajar buat cerpen :D ({})

Ananias Ayunda Primastuti mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Ananias Ayunda Primastuti mengatakan...

hahaha...coming soon dehh :D

Anon mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Anon mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Anon mengatakan...

Kurang rapi dan twist

Ananias Ayunda Primastuti mengatakan...

Terima kasih Anon utk komentarnya :) maaf baru bls sekarang