10 tahun yang lalu tepat saat usiaku masih 7 tahun, aku
mempunyai teman sepermainan bernama Remy. Kami teman satu kelas semasa SD,
rumah kami pun dekat hanya beda blog saja. Bila aku A, Remy blog B. Semasa
kecil hampir seluruh waktu kami habiskan bersama, bermain sepeda, layangan,
kejar-kejaran di taman perumahan, memancing ikan, dan permainan lainnya. Saat
tepat seminggu sebelum Ulang tahunku ke 7 tahun, Remy memberiku sebuah buku
harian terkunci yang mungil nan cantik, berhiaskan kupu-kupu mainan di sampul
depannya. Remy tahu bila aku amat suka dengan makhluk bersayap yang satu ini,
warna sayapnya yang indah membuatku terpesona. Remy berjanji akan memberikanku
kunci buku harian tersebut tepat di hari ulang tahunku nanti, agar aku bisa
membaca isi buku harian tersebut. Namun pahit yang harus kuterima, Remy
menghilang. Tepat saat hari ulang
tahunku Remy tak kunjung datang, aku menunggunya hingga larut malam,
berhari-hari berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan aku menantinya. Tahun pun
telah berganti, namun sosok Remy yang jail, Remy yang selalu mengajakku bermain
layang-layang di taman perumahan tak kunjung hadir, bahkan rumahnya sepi. Hanya
tulisan “Rumah ini dijual” yang dapat kutemukan di pagar rumah Remy. Kenangan
akan Remy dan buku harian kupu-kupunya menyisakan sebuah cerita tersendiri
dalam hidupku yang tidak akan pernah bisa kuhapus dari memori otakku.
10 tahun kemudian.......
Kini aku sudah berseragam SMA. Umurku genap berusia 17
tahun, usia dimana orang-orang menganggap kita sudah dewasa. Namun bagiku, umur
17 tahun berarti tepat 10 tahun sudah aku menunggu kedatangan Remy, teman masa
kecilku yang entah kemana dia sekarang. Dalam hati kecil ini masih berharap bahwa
Remy akan datang dan memberikanku kunci tersebut.
“Selena....ayo berangkat sayang, sudah siang nihh, nanti
kamu terlambat lho” teriak mama.
“Iya ma, bentar lagi. 5 menit lagi Selena turun ma” balasku
dari kamar.
“Baiklah sayang.....mama hanya menginagtkanmu saja. Mama
tidak ingin kamu memberikan kesan pertama yang buruk kepada sekolah barumu.”
Nasihat mama
“Iya ma, Selena ngerti” jawabku. Hari ini merupakan hari
pertamaku masuk sekolah East High School, sebuah sekolah internasional yang
cukup elite di kota ini. Aku dan mama baru saja pindah dari kota kelahiranku,
menuju kota baru ini. Kami pindah karena tuntutan profesi mama sebagai
pengacara yang memang mengharuskannya untuk beromisili disini, di sisi lain aku
sebagai anak tunggal dan satu-satunya yang dipunya mama, tentu aku harus mendukung
apa yang dilakuakn mama, toh itu untuk masa depanku juga. Mama dan papa telah
lama bercerai, ironis memang. Mama yang biasanya handal untuk menyelamatkan
rumah tangga orang lain yang sudah di ujung tanduk, namun mama tidak berhasil menyelamatkan
rumah tangganya sendiri. Rumah tangga mama harus berakhir di meja hijau
persidangan. Namun tak apalah aku tidak perlu menyalahkan mama maupun papa,
karena biar bagaimananpun mereka tetap menyayangiku.
East High School
Karna berangkat terburu-buru, aku pun setengah berlari
menyusuri koridor sekolahku yang baru. Dan tanpa sengaja, Brukkkk !!!!!!!
“ hey punya mata nggak sihh ???” teriak seorang cowok yang
baru saja kutabrak.
“uppss..sorry sorry, beneran sorry. Nggak sengaja” jawabku
terbata-bata sambil meringis menahan sakit.
“Duhh..iya dehh aku maafin, lagian kamu ngapain sihh
pagi-pagi udah lari-larian di koridor sekolah, kayak banci kena razia satpol pp
aja”
“ehmmm..anu.....aku sedang menuju kantor TU, untuk mengambil
seragamku, karna takut terlambat jadi
aku berlari”
“makanya kalau takut terlambat berangkat pagi dong.....”
“iii..ya maaf ya, ehmm.....” ucapku seraya emngulurkan
tangan hendak minta maaf
“Juno. Panggil aja gue Juno, iya gue maafin elo. Elo ???”
Juno menyambut uluran tanganku
“Selena” jawabku singkat
“Oke gue maafin elo Selena”
“makasih Juno, sekali lagi sorry gue nggak sengaja tadi”
********
Saat Istirahat
Istirahat kali ini, aku emmutuskan untuk pergi ke
perpustakaan sekolah, karena aku harus mengejar materi pelajaran yang telah
diajarkan. Sebagai siswa baru aku belum begitu hafal dengan lingkungan di
sekolah baruku ini. Dan benar saja, aku merasa seperti tersesat di dalam
perpustakaan terjebak diantara rak-rak buku yang menjulang tinggi. Karena
terlalu banyak sekali buku yang kupinjam aku pun kesulitan melihat arah depan,
sehingga...Brukkk !!!! buku-buku yang tebalnya seperti kamus pun terjatuh. Oh
tidak, tanpa kusadari saat hendak membereskan buku-buku yang kujatuhkan tadi,
datanglah seorang cowok yang tiba-tiba saja jongkok hendak membantuku mengemasi
buku-buku yang sudah kujatuhkan.
“sini gue bantu....elo siswa baru ya ??” tanyanya dengan
senyum manisnya. Jujur kuakui aku sempat terpesona dengan senyumnya, senyum
yang amat menawan.
“ahh..ehmm...ii..iiya, aku pindahan. Dan sebagai siswa baru
aku harus mengejar materi yang sudah diajarkan sebelumnya”
“ohh..pantas saja, buku yang kamu pinjam sebanyak itu, sini
aku bantu bawa” ujarnya menawarkan bantuan.
“ohh..ehhmm makasih banyak, maaf”
“iya sama-sama, ehh kenalin gue Mickey nama loe siapa ??”
tanyanya dengan senyum manisnya usai memperkenalkan diri, saat itu juga
jantungku berdebar-debar.
“ehmm..gue Selena”
Ternyata Mickey orangnya konyol, dia punya selera humor yang
baik, dan aku selalu tertawa mendengar setiap ceritanya. Entah mengapa aku
sangat senang bisa kenal bahkan berteman baik dengannya.
Siang hari, di kantin sekolah
“Hey bro, nglamun aja loe. Mikirin Diana ya ??” ucap Juno
seraya menepuk bahu Mickey yang sedang asyik melamun ke arah segerombolan
cewek-cewek di kantin
“ahh...elu bro, ngagetin gue aja. Lagi asik-asiknya nglamun
juga” jawab Mickey tak senang.
“ehh kalau kebanyakan nglamun ntar elo kesambet tauk, hayooo
???”
“Ihh apaan sihh luu......eh bro, di sekolah kita ada anak
baru, namanya Selena ??”
“taukkkk....gue nggak peduli”
“yeee....elu tu ya . kapan sihh Juno elo tu nggak kudet”
“ntar kalau udah kiamat mick” jawab Juno sekenanya
“Ehh.....itu anak cantik banget ya,” tanya Mickey seraya
menunjuk Selena.
“ahh ?? yang mana ?? itu cewek semua Mickey, yang elo bilang
cantik yang mana ??”
“itu..yang itu...tu.....”
“oo itu......ah biasa”
“Ehh gila luu ya, orang cakep kayak gitu lu bilang biasa ???
emang bener-bener ya selera lu tu susah”
“lu naksir ?? buruan pacarin gihh !!!!”
“eitt...ya nggak asal main pacar aja kali bro, baru juga gue
kenal sama dia,”
“Jadi loe udah kenalan sama dia ??”
“Exactly, dia orang yang ramah, gue suka”
“ahh...apalukata dehh mick, gue mau cabut ke kelas dulu”
jawab Juno cuek.
*******
Keesokan harinya di East High School
Ketika pulang sekolah aku dan temanku bernama Lintang
berencana menghabiskan waktu di perpustakaan sekolah. Karena ada tugas geografi yang harus dikerjakan, dan aku membutuhkan
berbagai sumber dari berbagai buku. Di perpustakaan sekolah tanpa sengaja aku
bertemu dengan Juno, cowok cuek yang beberapa hari lalu tanpa sengaja kutabrak
dikoridor sekolah. Ia memandangku acuh, aku benci tatapan itu, tatapan belagu
khas kaum borju. Namun entah mengapa setiap bertemu dengan Juno jantungku
selalu berdetak lebih kencang. Mungkinkah aku ?? tidak-tidak, aku tidak mungkin
menyukainya, bahkan aku sangat membenci saat ia menatapku penuh keangkuhan. Dan
kali ini Juno bersama dengan Mickey, cowok yang akhir-akhir ini akrab denganku.
“Hey...selena.....mau belajar kelompok ya ?? gabung sama gue
aja, sini” panggil Mickey saat menyadari keberadaanku dengan Lintang.
“Hah ?? ohh......ii..yaaa” jawabku kaget. “ehh Lintang, ayo
kita gabung dengan Mickey aja” ajakku kepada Lintang.
“ahh ?? elo kenal akrab sama Mickey ?? gila,” jawab Lintang.
“apanya yang gila ?? orang kita Cuma temenan biasa, tempo hari gue nggak
sengaja nabrak dia pas di perpus, dia bantuin gue ngrapiin buku-buku yang gue
jatuhin” ceritaku panjang lebar kepada Lintang. Aneh Lintang seperti tidak
percaya bila aku berteman, bahkan berteman akrab dengan Mickey.
“Lagi ngerjain tugas apa sel ??” tanya Mickey begitu aku
tiba di mejanya. “ohh ini mick, tugas geografi, susah banget, bakalan
berlama-lama di perpus lagi nihh, anyway elo sendirian aja nihh ??” tanyaku
kepada Mickey.
Tiba-tiba muncul Juno dari balik rak buku, “ehh ternyata
elo......”
“ehhmm..ii..iiyaa, lagi minjem buku juga ya ??” tanyaku
berusaha santai, Lintang hanya diam, kuayakin dia tidak mau ikut campur, oleh
sebab itu dia memlih menyibukkan diri dengan membolak-balik buku yang ia pinjam
tadi.
“jadi kalian udah saling kenal ya ??”tanya Mickey,
“iyalahhh....orang dia yang nabrak gue dikoridor tempo hari lalu” jawab Juno
dengan nada kesalnya yang membuatku muak, namun aku berusaha menahannya. “Iya
bener itu mick, maaf ya juno soal itu aku kan nggak sengaja” ucapku kemudian.
“Iya” jawabnya singkat. Karena aku tidak nyaman dengan situasi seperti ini, aku
pun memutuskan untuk segera pergi dari sana.
Setelah kepergiaan Selena...... “eluu kenapa sihh, kenapa
sikap loe kepada Selena nggak bisa ramah dikit ??” tanya Mickey. Juno terkejut
mendengar pertanyaan Mickey, ia pun bingung harus menjawab apa sebab ia sendiri
tidak tau mengapa ia bisa berbuat demikian. “Gue juga nggak tau Mick, dari awal
gue ketemu dengan Selena, bawaannya gue sebel aja sama dia, padahal dia nggak
pernah berbuat salah ke gue selain menabrak gue di koridor sekolah, itupun dia
juga udah minta maaf” jelas Juno.
“Aneh loe....” jawab Mickey tidak percaya. “Sorry mick, gue
tau elo suka sama Selena, tapi gue ....jujur gue nggak suka dengan itu” jawab
Juno tiba-tiba. “Maksud loe apa ?? elo juga suka dia hah ??” bentak Mickey.
“Bukan mick, gue nggak suka aja elo deket-deket sama dia, elo kan sahabat gue
sahabat terbaik gue, gue nggak mau elo kecewa karena dia” jawab Juno gelagapan.
“Asal elo tau ya, Selena nggak pernah buat gue kecewa, justru elo yang udah
buat gue kecewa sama sikap loe yang kayak anak kecil gini, udahh ahh gue mau
cabut” jawab Mickey seraya meninggalkan Juno.
“gue juga nggak tau mick, kenapa gue begini. Yang jelas gue
merasa bahwa Selena udah ngecewain gue, dan gue juga merasa seperti sudah lama
mengenal Selena, namun gue nggak bisa mengingat peristiwa itu. Dan gue janji
mick bakal cari tau penyebabnya” kata Juno dalam hati.
Siang hari di Rumah Juno
Karna tidak punya pekerjaan Juno pun berjalan-jalan di teras
belakang rumahnya, entah sudah berapa lama ia tidak melakukan hal tersebut.
Saat di teras belakang rumah, Juno pun masih memikirkan peristiwa siang tadi di
sekolah, Mickey tiba-tiba benci dengan dirinya, bahkan sms dan bbm dari Juno
tidak ada jawaban sama sekali.
“segitu marahnya mick elo sama gue ???” tanya Juno dalam
hati di tengah lamunanya. Entah mengapa, Juno tiba –tiba melangkahkan kakinya
menuju gudang tua di belakang rumahnya. Gudang tersebut sangatlah luas dan
tertata rapi, Juno pun memungut beberapa foto lamanya, melihat-lihat isi gudang
lain. Tiba-tiba pandangannya tertuju pada sebuah tumpukan kardus berwarna
coklat bertuliskan Surabaya, 08 – 08 2003. Ia pun membuka kardus tersebut.
Didalamnya terdapat beberapa album foto, mainan anak-anak, dan sebuah buku
diary lama. Juno pun mmebuka album tersebut, betapa terkejutnya Juno melihat
sesosok pemuda yang mirip sekali dengan papanya tengah merangkul seorang wanita
yang menggendong seorang anak kecil. Di bawah foto tersebut bertuliskan, “ the
little family. Sarah, Anto, Remy”. Juno mengira itu adalah foto papa dan
mamanya, namun setelah diamati lebih dalam wanita tersebut bukanlah mamanya. Ia
membolak-balik album tersebut, dan isinya seperti album keluarga pada umumnya,
fotonya pun hampir sama yaitu papa Juno, seorang wanita dan seorang anak
laki-laki. Kebahagiaan jelas sekali tergambar dalam album tersebut. Juno lalu
mengambil sebuah diary tua, ia mulai membacanya halam demi halaman. Betapa terkejutnya
Juno saat membaca sebuah tulisan di dalam diary tersebut.
Surabaya,1995 “ 06
januari 1995, lahirlah seorang jagoan cilik, selamat datang di dunia wahai
arjuna kecilku Laurensius Remy Artedja. Ibu berharap kamu kelak menjadi seperti
papamu Rama Artedja. Papamu seorang pria sempurna, bahkan lebih dari sempurna,
namun sayang.......ia tidak selalu ada di sisimu sayang, tak setiap saat bisa
bermain denganmu, karna kakek dan nenekmu sendirilah yang memisahkan ibu dan
ayahmu. Namun semuanya telah terlanjur........Jadilah kuat anakku Remy, mama
menyayangimu sayang”
Juno tidak percaya, ia segera mengambil album tua beserta
diary tua tersebut, bermaksud untuk menanyakan hal yang sebenarnya kepada
papanya. Juno yakin bahwa papanya mempunyai selingkuhan bahkan mempunyai
seorang anak laki-laki seusia dengannya bernama Remy.
******
Sore harinya, (masih) di rumah
Juno
“Juno, tumben kamu ke ruangan papa, ada apa Juno ??” tanya
papa Juno saat hendak masuk ruangan kerjanya mendapati Juno tengah duduk di
kursi kerjanya.
“Ohh selamat sore papaku sayang, Juno kesini ingin mendengar
semuanya secara langsung dari papa” sahut Juno dengan tegas. “maksud kamu apa
Juno ?? papa tidak emngerti, kamu tidak sedang menggigau kan ??” tanya papa.
“Tidak pa, Juno sehat dan Sadar dengan apa yang Juno ucapkan barusan. Juno
hanya ingin papa menceritakan tentang ini” jawab Juno seraya memberikan album
tua dan diary tua kepada papanya.
“da......da..darimana Juno kamu dapat ini ??” tanya papa
Juno setengah gelagapan tidak percaya bahwa dua benda tua itu sekarang berada
di depannya. “di gudang pa, sekarang papa yang akan cerita atau Juno yang akan
emnceritakan apa yang Juno temukan itu kepada mama” ancam Juno. “papa tidak
suka sikapmu yang seperti mengahkimi papa ini Juno, papa minta kamu kembalikan
dua benda ini ke tempatnya dan lupakan semuanya. Semua ini tidak pernah terjadi
Juno. Ingat itu” bentak papa. “Ohhh jadi selama ini, Juno salah menilai papa,
ternyata papa seorang bajingan, papa yang selama ini Juno kagumi, ternyata
hanyalah seorang bajingan busuk yang tak layak untuk disegani” teriak Juno tak
kalah hebatnya.
“Junoooo....tutup mulutmu, papa tidak suka caramu bertanya”
sela papa. “Cukup pa, Juno akan membongkar semua rahasia papa, papa benar tega
dengan mama. Papa mengkhianati cinta mama, cinta yang ebgitu tulus. Mama begitu
tulus mencintai mama, namun apa balasan papa ?? apa ?? papa justru selingkuh
dengan wanita lain bernama Sarah bahkan papa punya seorang anak laki-laki
bernama Remy yang seusia dengan Juno. Apa namanya itu bila bukan bajingan pa
???” teriak Juno seraya mengepal kedua tangannya hendak menarik krah papanya.
“ii..iiituuu......” jawab papa terbata-bata. “ituu apa pa ??
itu selingkuhan papa kan ?? sekarang Juno tanya pa, dimana mereka sekarang pa
dimana ????” bentak Juno kemudian. “ Sarah.....di dia telah meninggal 10 tahun
yang lalu karna serangan jantung, dan Remy.....Remy......sekarang” papa tidak
melanjutkan, hanya suara parau yang terdengar. Juno pun terkejut mendengar
penjelasan papanya, “Ja..jadi ??? Sarah telah meninggal dunia ??? lalu,
bagaimana dengan Remy pa ?? dimana dia sekarang ????” tanya Juno lagi, kali ini
dengan suara yang sedikit melunak.
“dia...dia sekarang ada di depan papa, membentak papa” jawab
papa. “Maksud.....maaakksuddd papa ????” tanya Juno bingung. “ Iya Laurensius
Remy Artedja itu kini telah menjelma menjadi Fransiskus Juno Wirjadinata. 11
tahun lalu tepat saat usiamu 10 tahun, Remy kecil hendak pergi berlibur bersama
Sarah mamanya, namun naas. Penyakit jantung Sarah kambuh, hingga mengakibatkan kecelakaan.
Sarah meninggal sehari setelah peristiwa tersebut, tapi Remy ?? Remy mengalami
luka ringan dan hilang ingatan akibat benturan benda keras saat kecelakaan.
Cinta papa dan Sarah, memang terlarang. Kakek dan nenekmu tidak menyetujui
hubungan kami, namun hubungan kami telah melewati batas, hingga Sarah hamil. Di
saat yang sama kakek meminta papa untuk menikah dengan Lisa, yang kini menjadi
ibumu. Di samping pernikahan papa dengan mamamu Lisa, papa sering sekali
mengunjungimu ke Surabaya. Namun peristiwa tersebut terjadi begitu saja. Papa
terpaksa mengubah identitasmu Juno, papa terpaksa. Papa melakukan itu atas
permintaan kakekmu dan tentu saja papa menghargai Lisa yang telah emnjadi istri
sah papa. Lisa adalah wanita baik, ia mau menerimamu disini, walaupun kamu
bukan anak kandungnya, terlebih kamu adalah hasil cinta terlarang papa dengan
Sarah. Dalam masa penyembuhanmu, papa menutup rapat-rapat cerita masa lalumu
saat menjadi Remy. Hingga sampai saat ini yang kau kenali hanyalah Juno
bukanlagi Remy” jelas papanya panjang lebar.
Juno tidak mampu berucap lagi, kini ia mengetahui mengapa ia
tidak mampu mengingat masa lalunya dengan baik. Termasuk ia merasakan sebuah
potongan akan masa lalunya yang hilang.
“maafkan papa Juno, kini sudah saatnya kamu mengetahui
semuanya. Papa tau ini semua salah papa” ucap papa pelan seraya menepuk bahu
Juno. “tidak pa, Juno yang minta maaf, Juno kasar dengan papa tadi, maafin Juno
pa” jawab Juno seraya memeluk papanya.
Malam Harinya di Kamar Juno
Itulah mengapa tulisan di diary tersebut berhenti tanpa
sebab seperti emninggalkan suatu tanda tanya. Tiba – tiba ia teringat akan
Selena, sediki- demi sedikit Juno dapat menjawab semua pertanyaan hatinya
selama ini, Tentang Selena, merupakan kisah cinta masa kanak-kanaknya saat ia
tinggal bersama mamanya Sarah di Surabaya. Itulah mengapa setiap bertemu Selena
hati Juno tidak karuan antara benci, namun ingin mengenalnya lebih. Dan Juno
berjanji ia akan membuat Mickey jadian dengan Selena, karna ia tau Mickey
adalah orang yang tepat untuk Selena.
Keesokan harinya di sekolah
“bro, gue minta maaf soal kejadian kemarin, gue yang salah,
gue tau nggak harusnya gue bersikap begitu kasar kepada Selena” jelas Juno saat
bertemu Mickey. “Iya bro, gue maafin kok, gue nggak enak kalau marahan sama
elo, jadi kalau emang elo juga suka sama Selena, gue punya rencana buat
nyomblangin elo dengan dia. Tenang aja.” Jawab Mickey. “ Hey......gue nggak
suka dengan Selena, lebih tepatnya gue nggak punya rasa apa-apa dengan Selena”
jawab Juno. “ Udah lahh...kagak usah munafik gitu bro, gue tau kok...oya
kemarin kemana aja loe ?? malem-malem gue sms nggak ada balasan” tanya Mickey.
“ohh itu..ehmm..gue.....” Juno pun menceritakan masa lalunya kepada Mickey,
termasuk siapa dirinya dan mengapa ia bersikap kasar dengan Selena.
******
Seminggu kemudian......
“Jadi ntar malam jadi kan bro ???” tanya Juno. “Jadi dong
bro....masa mau ditunda lagi, burua action aja lahh” jawab Mickey.
Malam Harinya, “ehmmm.....kenapa leo ngajak gue kesini Juno
?? nggak biasanya” tanya Selena kepada Juno saat mereka tiba di sebuah cafe.
“ehmm..ya gue pengen aja eknal elo lebih dekat sel, sekalian gue juga mau minta
maaf atas sikap gue selama ini yang kasar bahkan ngeselin mungkin” jelas Juno.
Selena tidak percaya Juno bisa bersikap begitu manis sekarang, dan entah
mengapa saat Juno menanyakan perihal buku harian kupu-kupu yang dibawanya,
Selena tidak segan untuk menceritakannya. “Jadi ??? andaikan elo diberi
kesempatan untuk bertemu dengan Remy, elo mau ngomong apa Sel ?? tanya Juno
saat Selena mengakhiri ceritanya. “ehmm..gue sihh Cuma pengen dia untuk jadi
kakak gue, gue juga pengen kayak dulu, main layang-layang bareng, bersepeda,
dan bercerita apapun dengannya” jawab Selena seraya memandangi buku hariannya,
“ehmm..gue boleh nggak jadi sosok Remy buat elo ?? lagian gue pengen punya adek
cewek, kan gue Cuma punya adek cowok dirumah.hahaha” tanya Juno sekenanya. “hah
?? apa ?? hahaha ngaco ahh...tapi..ehmm..boleh kok, asal elo nggak kasar lagi
sama gue” jawab Selena. “siap kapten. Hahaha. Oya sel, sebenarnya gue kesini
mau bilang ke elo, kalau Mickey pengen ngasih ini ke elo” kata Juno, “apa ini
?? kenapa nggak dikasih ke gue langsung ???” tanya Selena. “Mana gue tau, tadi katanya elo udah pulang
duluan, ya udah dia nitipin itu ke gue,kan dia tau kalau malam ini kita bakal
jalan” jelas Juno. Selena pun hanya ber-OHH tanpa menyimpan rasa curiga,
dibukanya surat dari Mickey “Aku tunggu
besok jam 8 malam di tempat loe nongkrong dengan Juno, salam Mickey”
******
“hey udah nunggu lama ya mick ?? sorry ya tadi gue nunggu
taxi lama banget” jelas Selena setibanya di cafe. “ohh nggakpapa kok sel,
nyantai aja. Oya mau pesen apa kamu ???” tanya Mickey kemudian.
“ehmm..gue pesen brownies tiramisu aja dehh” jawab Selena.
“ohh oke....brownie tiramisu satu brownies blueberrynya 1 ya mbak” kata Mickey
kepada palayan cafe.
Sembari menanti pesanan mereka berdua berbagi cerita, jujur
“Mickey cakep banget malam ini” ucap
Selena dalam hati. Tanpa terasa jantungnya mulai berdegup kencang. Untungnya
pesana mereka segera datang, sehingga Selena bisa mengendalikan detak
jantungnya yang sudah tak karu-karuan. Betapa terkejutnya saat ia membuka
penutup kue browniesnya. Diatas kue brownies tiramisunya terdapat sebuah
tulisan “boyfriend ????” Selena pun mengerutkan keningnya. “Maksudnya mick
???”. “Aduhh Selena....elo bisa baca kan ??? hahaha...itu kue sengaja gue pesen
khusu buat elo, dan tulisan itu......lanjutan dari tulisan di atas kue gue”
jelas Mickey sedikit gugup namun ia berusaha stay cool. Di kue Mickey bertuliskan
“may I be your”.
“Jadi ?????? kalau digabung........May I be Your Boyfriend
?? Oh My GOD Mickey......” Selena tidak melanjutkan kata-katanya, hanya pipi
mulusnya yang berubah warna menjadi kemerahan. “hay Sel, kok elo diem
sihh......jadi gimana ???” tanya Mickey sekali lagi. Selena tidak menjawab
pertanyaan Mickey, ia malah meminta cream kue kepada seorang pelayan, dan
menuliskan sebuah kata “yes you are” seraya menatap Mickey.
Mickey pun tersenyum senang, menatap mesra mata indah
Selena. Tak lama kemudian muncul sosok Juno dari belakang sambil bertepuk
tangan “Ayee..rencana gue berhasil” ucapnya seraya tertawa puas, karena Mickey
telah berhasil memenangkan hati Selena. “Ja..jadii ?? ini semua......” tanay
Selena bingung. “Ini semua rencana Juno Sel, sebenarnya rencana gue, Cuma mau
ngajak loe candlle light dinner biasa, tapi Juno menyusun semua ini” jelas
Mickey. “astagaaaa......gue seneng banget..gue bingung mau bilang apa.....”
jawab Selena. “elo ngak perlu bilang apa, cukup bilang Yes You Are buat Mickey
udah cukup kok” celutuk Juno.
Malam itu merupakan malam terindah abgi Selena, walau ia
tidak lagi bersedih karena tidak dapat menemui sosok Remy, namun ia merasa Juno
adalah orang yang tepat untuk emnggantikan posisi Remy, dan Mickey yang kini
telah menjadi pujaan hatinya. Ia tidak menyangka akan mendapat surprise
demikian. Dan Juno, mungkin ia pernah kehilangan kepingan masa lalunya yang
tidak mampu ia ingat, namun kini perlahan lahan ia mulai bisa menemukan jawaban
dari teka-teki kehidupan masa lalunya.
SEKIAN
9 komentar:
kurang nendang mak :3
iyakahh ??? hehehe..ide.ku hbs mak :) yaa next time dehhh buat yg lebih kecee lagi :) makasihh comentnya :D ({})
yang tadi itu ditunggu banget loh :D buat yg lebih nnuendang lagi deh pkonya sekalian aku jg mau belajar buat cerpen :D ({})
hahaha...coming soon dehh :D
Kurang rapi dan twist
Terima kasih Anon utk komentarnya :) maaf baru bls sekarang
Posting Komentar