Subscribe:

Senin, 26 Agustus 2013

Kepingan Cinta Lalu

“Cikkaaaaaaaaa honey.......” teriak seorang cewek putih dengan tinggi bak seorang foto model. “Finta, bisa nggak sihh elo nggak teriak teriak.....gue nggak tuli tauu” sahut seorang gadis sporty bernama Cika tersebut. “hehehehe.....sorry cika sayang..habis gue lagi seneng nihhh....”jawab gadis bernama Finta tersebut seraya merangkul pundak Cika. “pasti yang bikin elo happy nggak jauh-jauh amat dari makhluk bernama Cowok, iya kan ??” tebakku. “Exactly...hahahaha, tau aja loe, cik. Gue seneng banget cik, akhirnya Rizky ngajak gue dinner ntar malem. Seneng banget gue” cerita Finta seraya memasang wajah imutnya, pipi putihnya perlahan berwarna merah. “tuhh kann...ya selamat dehh” jawabku akhirnya.
Mungkin terkesan cuek atau benci jawabanku barusan. Tapi sungguh aku tidak benci ataupun cemburu dengan Finta, apalagi ia sahabatku. Aku menjawab demikian karena aku bingung harus mengatakan apa. Untungnya Finta tidak emnyadari hal tersebut, buktinya ia segera ngloyor pergi dari kantin kampus. Aku pun memilih melanjutkan kegiatanklu sebelum Finta datang tadi, yaitu menulis cerita di blog pribadiku.
Perkenalkan namaku, Teresia Jesica. Namun teman-temanku menyapaku dengan nama Cika. Aku seorang mahasiswi di San Cristoforo University dengan jurusan Public Relation, kini sudah memasuki semester ketiga. Sahabatku bernama Finta merupakan gadis feminim yang pandai bergaul dan senang berdandan. Ia di anugerahi tubuh yang ramping nan mulus sehingga menunjang kariernya sebagai seorang foto model. Finta juga mengambil jurusan yang sama denganku. Akhir-akhir ini Finta tengah dekat dengan seorang pria bernama Rizky, aku belum tahu pasti dengan gebetan Finta yang satu ini, bahkan Finta tidak pernah sekalipun memberiatahuku foto Rizky.
*******
“Cikaaa.......dinner semalam sukses, hahaha...aku tidak menyangka Rizky orangnya humoris, sepertinya aku mulai kagum dengannya” curhat Finta.
“bagus dong.....oya anyway, gue belum tahu tuhh wajah Rizky seperti apa, loe nggak pengen ngasih tau gue ??” tanyaku. “ehmmm...boleh....aku juga baru dapet fotonya, ini nihh” jawab Finta seraya menunjukkan foto Rizky di ponselnya. “Astagaaa.....benarkah dia ????”kataku dalam hati, Mungkinkahh itu........kalimat itu menggantung begitu saja di benakku.
“heyy..kok nglamun sihhh..gimana ?? keren nggak ??” tanya Finta seraya membuyarkan lamunanku. “ohh..ehh..ehmm yaa lumayanlah...keren kok keren...cocok denganmu fin, kalau udah jadian jangan lupain gue yaa.hahahha” jawabku akhirnya. “Cika honey.....gue nggak bakal nglupain elo...lagian gue juga belum tau pasti bakal gimana hubungan kita nantinya, yang jelas gue berharap kita bisa jadian.....tapi...ahh sudahlahh, gue pengen jalani apa adanya dulu cik” cerita Finta panjang lebar. “ohh...iya fin, ikuti kata hati loe aja. Biarin semuanya mengalir” jawabku.
*******
Malam minggu ini, Finta mengajakku hang out ke mall, ya sekalian refreshing dan cuci mata. Finta juga akan mengajak Rizky untuk bergabung bersama dengan kami, Finta berencana mau mengenalkanku dengan cowok yang saat ini tengah dekat dengannya. Aku pun segera menyetujuinya, bukan karena apa tapi karena aku ingin menjawab rasa penasaranku dan terlebih memastikan Rizky yang sedang dekat dengan Finta bukan Rizky yang ada dalam cerita masa laluku.
******
Malam hari, di sebuah food court di mall
Karena Rizky ada urusan mendadak, akhirnya ia meilih untuk menyusul kami di food court tempat kami biasa nongkrong. Dan betapa terkejutnya aku saat melihat sosok pemuda berpostur tinggi, berbadan atletis dengan gaya coolnya menghampiri kami berdua. Tidak salah lagi....ya itulah dia, Rizky Fahrezi. Cowok yang pernah mengajarkanku untuk belajar merelakan sesuatu demi orang lain. Rizky merupakan cerita termanis sekaligus terpahit bagiku. Kini setelah kurang lebih 4 tahun aku tidak bertemu dengannya, aku masih bisa mengenali dengan baik siapa dia, senyumnya, tatapan matanya. Ohhhh tatapan itu...aku rindu sekali.
“hay..sorry ya nunggu lama, ada urusan kampus tadi” sapanya kepada kami berdua.
“ohh.....iya nggak papa lagian kita juga belum lama, iya kan Cik ??” tanya Finta sambil menyenggol lenganku meminta persetujuan dari ku. Karena terlalu terpesona dengan penampilan Rizky yang sekrang aku hampir tidak menyadari bila Finta memanggilku sedari tadi. “ohh..eg.....ehhmm..iiii..iiyaa kok, hehehe” jawabku tergagap-gagap karena kaget. “ehy...elo tuu nglamun aja dehh cik...bener-bener ya loe tuhh, oya Riz kenalin ini sahabat baik gue namanya Cika, dia satu jurusan dengan gue di San Cristoforo. Ehmm Cik kenalin ini Rizky” jelas Finta meemperkenalkan kami berdua. Aku pun menyambut uluran tangan dari Rizky. Tangannya yang kekar menggenggam kuat jemariku. Namun, tersirat sedikit kekecewaan dalam diriku, karena Rizky tidak menyadari siapa aku ini, ahh sudahlahh mungkin ia sudah melupakannku dan menganggapku hanyalah bagian dari masa lalunya saja. Kami bertiga menghabiskan sisa malam dengan mengobrol di food court tanpa berminat untuk jalan-jalan atau keluar dari food court tempat kami makan.
******
Semenjak pertemuan di food court itu, kami bertiga sering menghabiskan waktu untuk ngumpul, sekedar hang out ke mall, atau makan siang di food court atau nonton. Dan ini membuatku semakin akrab dengan Rizky, dan itu berarti mengingatkanku akan kenangan masa laluku. Entah mengapa aku sangat tersiksa dengan semua ini, bisa mengahbiskan waktu dengan Rizky adalah bagian yang kusukai, namun mengingat Finta sedang jatuh hati dengan Rizky dan berharap banyak dengannya membuatku ngilu. “ohhh Tuhan.....akankah terulang kembali kejadian di masa laluku ??? aku harap tidak ya Tuhan” kataku dalam hati bila mengingat kebersamaan kami bertiga.
Rizky juga sering menghubungiku, mengajakku nonton atau sekedar hang out walaupun Finta sedang sibuk ia tetap mengajakku pergi. Dan sungguh aku tak kuasa untuk menolaknya, setiap kami hang out hanya satu doaku “semoga Finta tidak salah paham dengan semua ini”. Aku tidak ingin membuat Finta kecewa karna sikapku. Aku tidak ingin Finta menyangka bahwa aku hanyalah seorang pengkhianat, atau bahasa para ABG sekarang Teman Makan Teman. Tidak terima kasih, aku sungguh tidak ingin mendapat gelar tersebut.
******
Cik.....ntar sore temenin nyari buku di gramedia dong...yaa..bisa kan ?? kujemput pkl.18.00 . Pesan singkat Rizky kepadaku.
Ehmm...boleh......Finta ikut kan ?? balasku.
Nggaklahh..nagapain ikut, lagian aku lagi pengen keluar sama elo doang kok. Finta juga lagi ada pemotretan tuhh katanya tadi. Balasnya.
Oke, I’ll wait you. Balasku akhirnya. Ada rasa senang sekaligus cemas di dalam diriku. Namun aku berusaha mengabaikannya.
Tepat pukul 18.00 Rizky tiba di rumahku. Benar-benar tidak berubah. Sejak dulu ia selalu on time bila sudah membuat janji dengan seseorang. Ia tidak pernah mengingakri janji yang ia buat. Tunggu tidak pernah mengingkari janjinya ?? kurasa tidak berlaku padaku. Buktinya ia sudah melupakan janji yang pernah ia buat untukku di masa lalu.
“ yukk..buruan, keburu malam nihh” ajaknya saat kubukakan gerbang rumah. “ternyata kamu tidak berubah ya ky” jawabku tanpa kusadari. Ohh tidak aku tidak emnyadari kata-kata itu keluar dariku. “hey, gue tipe cowok yang mengahrgai waktu tau” jawabnya singkat.
Hanya obrolan yang menurutku basi yang menemani perjalanan kami, setelah membeli buku di Gramedia, Rizky mengajakku makan di sebuah cafe, cafe yang sudah lama sekali tidak pernah kukunjungi. Entah sudah berapa lama aku tidak menginjakkan kakiku disini. Taka banyak yang ebrubah dari cafe ini. Cafe yang merupakan tempat favoritku untuk nongkrong semasa SMA dulu.
“lhohh..tumben loe ngajak gue kesini” tanyaku ketika kami tiba di cafe. “hahahaha....gue mau nostalgia dengan masa SMA gue, gue pengen mengingat dan merasakan ekmbali masa-masa itu, masa dimana aku jatuh cinta pada seorang gadis sporty berwajah lucu” jawab Rizky seraya mengacak rambutku. Aku terkejut dengan jawaban Rizky dan juga sikap Rizky barusan. Mangacak-acak rambutku ?? tunggu itu kebiasaannya sewaktu SMA.
“Cik......ehmm, gue mau nanya sesuatu sama elo, elo lupa ya sama gue ????” tanyanya. “hah ?? apa ?? lupa sama loe ?? mana mungkin gue lupa Rizky. Elo kan.....” aku tidak melanjutkan kalimatku. “gue apa cik ???? jadi elo masih ingat dengan janji kita dulu, sewaktu SMA”tanya Rizky lagi, kali ini dengan wajah mulai cemas. “janji yang mana ?? terlau banyak janji Riz, tapi satu janji elo yang slalu gue ingat...”.
“I always been with you Cika” sahutnya tiba-tiba. Sontak aku terkejut, janji itu.....ternyata, ia masih mampu mengingatnya dengan baik. “Cikk.....dengerin gue, oke gue cukup terkejut dengan ini semua. Gue nggak tau kalau Finta adalah sahabat elo, dan lewat dia juga gue bisa nemuin elo lagi.Cik gue nyari elo kemana-mana, gue bingung, gue lost contact dengan elo...gue berusaha ngontact elo, tapi gue slalu gagal, dan sampai akhirnya gue kenal Finta dan gue bisa ketemu dengan elo.” Ceritanya. Woww jujur aku cukup tersentuh mendengar ceritanya, katanya dia mencariku selama ini, benarkah demikian ?? atau ini hanya tipu muslihatnya saja, entahlahh..ingin sekali kupercayai semua perkataan Rizky, namun peristiwa itu, saat ia tiba-tiba pergi entah kemana, setelah menggoreskan luka di dalam hatiku, rasa-rasanya aku harus waspada. “fuallaaaaa......gue cukup terharu mendengarnya” kali ini mulutku yang berbicara. Aku tidak percaya akan mengatakan demikian.
“Cik gue tau gue salah...gue tau” jelasnya. “bagus kalau elo susah sadar”jawabku cuek sampil menyuap kue. “Cikaaaa.....gue minta maaf, gue tau elo masih marah dengan gue, tapi sungguh gue tersiksa dengan keadaan saat itu, semua terasa memojokkan.” Pintanya dengan raut wajah memohon. “Dan lebih memilih untuk pergi.........membiarkanku bertanya-tanya tentang keadaanmu, membuatku tersiksa” jelasku setengah membentak. “Tapi kamu yang menyuruhkupergi Cikaa.....”jawab Rizky tak mau kalah. Sontak aku terkejut, air mataku mulai meleleh, benarkah aku yang melakukannya ?? mengusir orang yang kusayang ??? aku tidak percaya melakukan itu.Rizky mengenggam tanganku. “cik......elo pernah bilang ke gue, elo nggak mau nyakitin hati sahabat elo sendiri, untuk itu elo memilih untuk mengalah, merelakan gue demi sahabat yang elo sayang. Secara nggak langsung elo ngusir gue cik......karna gue sayang sama elo, gue memilih menuruti permintaan mulia elo”
Air mataku pun tak dapat kubendung lagi. Sakit rasanya bila mengingat masa-masa itu. Sewaktu SMA aku pernah mempunyai sahabat bernama Sandra, dan Rizky pun siswa baru di sekolah. Sandra amat menyukai Rizky, namun aku juga mempunyai perasaan yang sama kepada Rizky. Dan sebaliknya Rizky juga mempunyai perasaan yang sama kepadaku.Tanpa kusadari aku semakin akrba dengan Rizky hingga aku tidak emnyadari bila ada Sandra diantaraku dan Rizky. Sandra pun begitu marah bahkan membenciku, Gelar Teman Makan Teman pun kuterima, Karena tidak ingin  mempunayi musuh apalagi berasal dari sahabat sendiri, aku pun berusaha menajaga jarak sejauh mungkin dengan Rizky....hingga akhirnya Rizky memilih untuk pergi.
“Gue bingung........waktu itu situasinya runyam ky....gue nggak mau punya musuh ky, gue nggak mau mentingin ego gue” jawabku di sela isak tangis.
“Gue ngerti kok cik..gue ngerti.......untuk itu gue memilih utnuk pergi dari elo, dan di waktu yang sama pula bokap gue dipindah tugas ke Paris. Gue pun ikut bokap dengan terpaksa cik..terpaksa..tapi demi elo.....gue berangkat juga....dengan harapan elo bisa baikan dengan Sandra dan suatu ketika nanti kita akan dipertemukan lagi”
Jujur aku begitu tersentuh mendengar penjelasan Rizky, selama ini aku senidiri lahh yang membuatnya pergi, menjauh. “Tapi...ky, sorry gue nggak bisa...gue nggak mau nyakitin Finta ky, gue nggak mau buat sahabat gue kecewa untuk kedua kalinya. Finta teman baik gue ky.......geu nggak mau ngrebut kebahagiaan dia” kali ini mulutku yang berbicara. Aku pun lebih tenang menjawab pertanyyaan Rizky walau rasa sesak di dada belum juga hilang. “Cikaaa..gue dengan Finta nggak ada apa-apa, kita Cuma temen nggak lebih dari itu. Gue kenal Finta dari kakak gue Reza yang merupakan fotografer. Finta tergabung sebagai model, dari situ geu kenal sama dia.Dan walaupun gue akrab dengan Finta tapi gue nggak punya rasa apa-apa dengan dia cik. Asal elo tau cik elo itu Kepingan Cinta Lalu gue yang sempat hilang......” jelas Rizky. Penjelasan Rizky membuatku terenyak. Seolah-olah untuk segera memepercayainya. “dan...cik maukah kamu menjadi kepingan cintaku dimasa depan ????” tanyanya.
“Yang dikatakan Rizky itu benar cik......” suara merdu seorang cewek yang sudah tidak asing ditelingaku mengatakan hal tersebut. “Fintaaaa........so..sorry fin...bukan maksud gue.....” jawabku tergagap karena terkejut melihat kehadiran Finta.
“Cika honey........elo mesti percaya dengan Rizky, geu tau kalu Rizky itu sayang sama elo cik.....dan jujur sebenarnya gue juga nggak punya rasa apa-apa dengan Rizky. Setelah berkenalan dan berkerja sama dengan Reza yang merupakan kakak Rizky, hubungan gue dengan Rizky semakin akrab, dia pun cerita tentang elo. Jadi elo kudu percaya sama apa yang dia bilang” jelas Finta seraya memelukku
Finat pun emnjelaskan semua, awal perkenalannya dengan Rizky hingga rencana malam ini, semua Rizky yang menyusun. Finta berusaha menuruti permainan Rizky karna ia ingin sekali emlihatku bahagia. Aku tidak percaya. Finta dan Rizkylah dibalik semua ini.
“Cik.....will you be mine ???” tanya Rizky disertai tatapannya yang begitu teduh.
“Yes..I will”  aku tidak percaya semua ini, namun inilah yang terjadi. Kini kepingan cinta Laluku telah berhasil kutemukan. Dan aku tidak akan menghilangkannya apalagi membuangnya. Rizkylah yang mengajariku untuk merelakan sesuatu yang sangat kita sayang dan amat kita ingin miliki, dan berhasil untuk kumiliki di saat waktunya telah tepat.


SEKIAN

4 komentar:

Ananias Liani Putri mengatakan...

Nice mak :D tapi ceritane mirip karo sg cerpen mu sebelum e

Ananias Ayunda Primastuti mengatakan...

makasihh mak :D ({}) !!! iyaa...soale ini termasuk cerpen lamaku mak, cuma dulu blm sempat nyelesaikan + aku bingung mau ngasih judul apa....

Avian mengatakan...

Cek Cek.. :D

Ananias Ayunda Primastuti mengatakan...

@avian : yes ??? monggo komentnya :)